|
Hampir sebagian kecamatan di Kabupaten Bireuen masih mengalami kesulitan air bersih. Kondisi itu telah terjadi sejak bertahun-tahun. Begitu pun, persoalan ini terkesan kurang menjadi prioritas pemerintah, bahkan tidak dibahas dalam musrenbang di tingkat kecamatan dan kabupaten. Bagi warga Bireuen yang berdomisili di lingkungan yang tidak tersentuh pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selaku penyedia jasa air bersih, mengkonsumsi air payau atau air keruh, seolah sudah menjadi kebiasaan, meskipun sebenarnya mereka menjerit pada kenyataan itu. "Masyarakat sebenarnya tidak berharap banyak dari pemerintah. Hanya mendapat kemudahan yang lebih baik, misalnya air bersih, jalan yang mudah dilintasi atau apa saja yang dapat memberikan kemudahan bagi mereka dalam melangsungkan kehidupannya," kata Tgk Mursyidin Ali, warga Peudada. Dia berpendapat, persoalan air bersih seharusnya menjadi program prioritas Pemkab Bireuen. Apalagi air adalah kebutuhan paling vital di antara kebutuhan lainnya bagi masyarakat. Namun kenyataannya, air bersih masih menjadi persoalan mendasar di Bireuen. Terkait keluhan warga tentang air bersih, Direktur PDAM Krueng Peusangan, Isfadli Yahya yang dikonfirmasi wartawan, Senin (8/4) mengakui, masih banyak wilayah di Kabupaten Bireuen yang belum tersentuh jaringan air bersih dan layak konsumsi. Menurutnya, krisis air bersih terkesan masih dirasakan sebagai hal biasa oleh pengambil kebijakan. Buktinya, persoalan air bersih tidak pernah dibahas dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Ada beberapa kecamatan yang sejak dulu mengalami krisis air bersih. Anehnya, persoalan air bersih hampir tidak pernah terdengar diangkat ke permukaan, baik dalam rencana pembahasan anggaran maupun dalam Musrembang di tingkat kecamatan maupun kabupaten, kata Isfadli. Air bersih kata dia, seolah terkesan bukan kebutuhan vital bagi kehidupan masyarakat. Selama ini, dalam musrembang hanya didominasi persoalan sarana prasarana seperti jalan, drainase, jembatan atau lainnya yang terkait dengan pembangunan fisik. Perluas Jaringan "Sedangkan kebutuhan air bersih sama sekali tidak pernah dibahas, bahkan tidak pernah mengemuka sekalipun. Kendati selama ini PDAM belum mampu memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat, namun kami terus mengupayakan dana dari pihak ketiga untuk memperluas jaringan air bersih," ujarnya. Isfadli menyebutkan, untuk beberapa lokasi di Kabupaten Bireuen, dinilai sangat mendesak untuk segera dilakukan penambahan jaringan air bersih, terutama di sebagian desa dalam Kecamatan Peulimbang, Jeumpa dan Peudada. Di beberapa desa dalam Kecamatan Gandapura dan Kutablang, khususnya di kawasan utara kedua kecamatan itu, masih banyak warga yang mengkonsumsi air asin dan keruh. Hanya sebagian warga mampu yang membeli air bersih untuk konsumsi, terang Isfadli. Dikatakan, selama ini PDAM Krueng Peusangan telah mengupayakan memperbaiki kekurangan yang masih ada, misalnya perbaikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Batee Iliek, Samalanga. Proyek serupa diupayakan dapat dibangun tahun ini (2013) di Kecamatab Jeunieb dan Teupin Mane, Kecamatan Juli. Dari kegiatan 2013, kami telah memasang 170 titik pipa induk yang melingkupi Kecamatan Samalanga, Jeunieb, Peudada, Juli, Peusangan dan Kutablang. Namun di wilayah barat, belum terpasang secara menyeluruh, termasuk wilayah timur dari Kutablang ke Gandapura. Menurutnya, akibat minim anggaran, saat ini kebutuhan sambungan pipa induk ke titik wilayah domisili masyarakat, belum terlaksana sesuai kebutuhan dan harapan warga. Misalnya, untuk Jeumpa yaitu kawasan Cot Iboeh Barat dan Cot Iboeh Timu, pernah dilakukan penyambungan, namun terkendala persoalan teknis instalasi pengolahan air. "Saya berharap, ke depan seluruh komponen masyarakat harus proaktif terkait perbaikan jaringan air bersih. Bila masyarakat tidak berperan, tentu saja pemerintah akan kurang merespon persoalan mendasar ini ke dalam pembahasan seperti musrenbang," ujar Isfadli. Post Date : 10 April 2013 |