|
CILACAP, KOMPAS - Sedikitnya 5.000 rumah di Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terendam rob selama sepekan terakhir. Genangan rob di wilayah yang terisolasi di sekitar Pulau Nusakambangan itu semakin parah akibat parahnya pendangkalan Segara Anakan. Camat Kampung Laut Agus Firmanudin, Rabu (29/5), di Cilacap, mengatakan, rob dari perairan dangkal yang membatasi Pulau Nusakambangan dan daratan Kabupaten Cilacap itu telah menggenangi Desa Ujung Alang, Ujung Gagak, Klaces, dan Panikel. ”Ketinggian air di waktu-waktu tertentu bisa mencapai 30-50 sentimeter, bahkan menggenangi rumah,” kata Agus. Rob merupakan siklus tahunan saat memasuki masa pancaroba. Namun, rob makin tinggi akibat limpasan banjir dari Sungai Citanduy yang bermuara di Segara Anakan. Data pemerintah setempat menyebutkan, volume pendangkalan lumpur di Segara Anakan mencapai 1 juta meter kubik per tahun. Tingginya sedimentasi Segara Anakan membuat air berbalik arah dan menggenangi Kampung Laut yang sebenarnya merupa- kan tanah timbul. Akibat pendangkalan tersebut, menurut Agus, kawasan yang tergenang rob semakin meluas. ”Beberapa tahun lalu, tidak semua desa di Kampung Laut tergenang rob. Hanya beberapa titik tertentu. Tahun ini, empat desa tergenang semua,” ujarnya. Genangan rob tidak terjadi seharian penuh. Biasanya air mulai meninggi pada malam hari dan bertahan hingga pukul 11.00. Setelah itu surut sekitar pukul 13.00. ”Puncaknya sekitar bulan Juli dan mulai menyusut sekitar awal Agustus,” ucapnya. Wahyono (45), tokoh masyarakat di Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, mengatakan, rob setinggi itu membuat hampir semua rumah warga terendam, kecuali rumah panggung. Genangan air rob disertai lumpur mengganggu kesehatan warga. ”Biasanya akan muncul berbagai penyakit seperti diare dan gatal-gatal,” katanya. Sementara itu, jalur utama yang menghubungkan Kabupaten Wonosobo dan Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah terputus akibat tanah longsor yang menggerus jembatan di Dusun Sidorejo, Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Perbaikan jalan selama dua bulan menyebabkan jalur ke Dieng dialihkan melalui wilayah Banjarnegara. Kepala Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Jateng Wilayah Wonosobo Barkah Widi Harsono mengatakan, tanah longsor terjadi di dua titik di jalur Wonosobo-Dieng, yakni Km 19 dan Km 21. ”Lebar jalan semestinya 4 meter, tetapi tersisa 2 meter,” ujarnya. (GRE) Post Date : 30 Mei 2013 |