|
BOJONEGORO, KOMPAS — Banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa dan luar Jawa makin meluas dengan ketinggian air rata-rata antara 1,30 meter dan 2 meter. Ini menyebabkan ribuan warga harus diungsikan. Kabupaten Bojonegoro terkena banjir paling parah. Sebanyak 1.240 warga Kelurahan Ledok Wetan, Bojonegoro, Jawa Timur, diungsikan ke sejumlah tempat akibat permukiman mereka terendam banjir. Pengungsian antara lain di gedung serba guna Ledok Wetan, Taman Evakuasi Banjir Bahagia Kecamatan Trucuk, balai kelurahan dan desa, serta tanggul- tanggul Bengawan Solo. Selain Bojonegoro, banjir di Jatim juga terjadi di Kabupaten Gresik, Jember, Pasuruan, dan Surabaya. Di antara daerah tersebut, yang terparah adalah Bojonegoro. ”Prosedur kedaruratan untuk kota Bojonegoro sudah diterapkan sejak Minggu pagi agar warga tidak panik,” kata Bupati Bojonegoro Suyoto, yang dihubungi hari Minggu (15/12). Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, ada 81 desa di 15 kecamatan yang terendam banjir. Sebanyak 3.627 rumah tergenang dan 3.359 orang mengungsi. Selain ke gedung, warga juga diungsikan ke tenda-tenda dari BPBD Bojonegoro. ”Makanan kami drop dari dapur umum yang sudah didirikan,” ujar Suyoto, yang tengah berada di Kalitidu. Tiga kecamatan Banjir yang meluas juga terjadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sejak Sabtu (14/12) malam, banjir menggenangi rumah 4.000 keluarga di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung. Ketinggian air ada yang mencapai 2 meter. ”Skala banjir menjadi lebih luas sejak Sabtu malam karena hujan terus turun. Kalau sebelumnya hanya satu kecamatan yang terendam, sekarang ada tiga kecamatan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Marlan, Minggu, di Bandung. Ketua RW 020, Kelurahan Baleendah, Jaja mengatakan, sebagian besar warganya mengungsi. Sekitar 60 dari 250 keluarga di wilayah itu mengungsi ke Rumah Susun Sewa Baleendah yang merupakan pusat penampungan korban banjir. Meskipun banjir kian ganas, BPBD Kabupaten Bandung belum menetapkan status Tanggap Darurat. Alasannya, kata Marlan, genangan air yang timbul masih tergolong cepat surut. Dari Kalimantan Tengah dilaporkan, banjir juga menggenangi infrastruktur. Kemacetan panjang di kawasan itu terjadi karena kendaraan bermotor harus melaju dengan kecepatan rendah. Selain itu, juga banyak kendaraan yang mogok akibat mesinnya terendam air. (ETA/JUM/FRN/ESA/BAY/SIR/HRS/JON) Post Date : 16 Desember 2013 |