|
SLAWI- Sekitar 3.500 warga Desa Tamansari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, kini kesulitan mendapatkan air bersih. Sebab, hampir semua sumur yang ada tak lagi mengeluarkan air. Untuk memenuhi kebutuhan minum sehari-hari, mereka harus mencari air di belik yang terdapat di areal persawahan. Kondisi tersebut dialami warga sejak dua bulan lalu. Ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Tamansari, Rojikin mengatakan, kekeringan yang terjadi saat ini semakin meluas. Selain desa tersebut, juga melanda desa sekitarnya yang merupakan daerah pegunungan. "Kesulitan air yang dialami warga kami terjadi sejak Juni lalu," katanya. Menurut dia, bagi warga mampu, biasanya membeli air bersih dengan harga antara Rp 40.000 dan Rp 45.000/mobil yang berisikan 20 jerigen. Sementara itu, warga kurang mampu memilih mencari air di belik. Meski, jaraknya jauh dari rumah. Bahkan, ada yang mencapai dua kilometer. Di tempat tersebut, terkadang mereka harus antre mulai pukul 16.00 hingga 18.00. "Kalau tidak ditunggui, mana bisa dapat air?" tuturnya. Air dari belik hanya mencukupi kebutuhan minum dan memasak. Untuk mandi dan mencuci pakaian, warga harus pergi ke Sungai Kalirambut yang berjarak sekitar lima kilometer dari desa. "Kami saat ini sangat mengharapkan bantuan air bersih dari pemerintah secara rutin. Sebab, masyarakat sudah mengeluhkan kesulitan mendapatkan air," ungkapnya. Gagal Panen Sementara itu, Sekretaris Kelompok Tani Sumber Rezeki Nuridum mengatakan, warga tidak hanya kesulitan air bersih, sekitar 31 ha areal pertanian juga gagal panen. Area itu meliputi enam hektare tanaman padi, 25 ha jagung, dan kacang. Tentunya kekeringan menambah beban ekonomi warga. "Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di desa kami secara aktif sudah melaporkannya ke kecamatan," tuturnya. Kondisi serupa dialami warga di Desa Capar, Kecamatan Jatinegara. Namun, kondisinya tidak separah Desa Tamansari. Sebab, sejumlah sumur warga masih mengeluarkan air. Kendati demikian, sekitar 50 ha areal kacang hijau puso. "Karena kekurangan air, tanaman kacang hijau juga turut puso," kata Kepala Desa Capar, Slamet. Secara terpisah, Camat Jatinegara Subandriyo SIP mengungkapkan, di wilayahnya ada lima desa mulai kekeringan. Yaitu Desa Capar, Lembahsari, Wotgalih, Tamansari, dan Dukuhbangsa. "Kendati demikian, kekeringan belum begitu memprihatinkan. Sebab, masih ada beberapa sumber air yang bisa dimanfaatkan warga," tutur dia. Air yang ada di Sungai Kalirambut dinilai mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga sekitarnya. Sementara, area pertaniannya memang ada beberapa yang mengalami kekeringan. Sebab, rata-rata sawah tadah hujan. "Alangkah baiknya jika warga diberi bantuan air bersih," ujarnya. (H3-54s) Post Date : 07 Agustus 2006 |