|
Samarinda, Kompas - Sekitar 3.500 rumah warga di Kutai Barat rusak akibat banjir luapan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Sementara itu, banjir yang sebelumnya menggenangi kawasan hulu Mahakam kini beralih ke arah hilir. Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Darlis Pattalongi mengatakan hal ini pada Minggu (24/4) di Samarinda, Kalimantan Timur. Banjir merusak infrastruktur di Kutai Barat yang diperkirakan senilai Rp 45 miliar. "Kerusakan akibat banjir cukup besar. Rumah, jalan, jembatan, dan lahan pertanian tanaman pangan di Kutai Barat rusak," katanya. Selain itu, menurut Darlis, dari pantauan Komisi IV dan V DPRD Kaltim, sekitar 1.000 hektar lahan tanaman pangan dipastikan hancur atau puso. Infrastruktur transportasi darat yang rusak di antaranya sekitar 70 kilometer jalan mendesak untuk diperbaiki. "Banjir juga memutuskan sebanyak sembilan jembatan di Kutai Barat," ujar Darlis. Hasil pantauan DPRD Kaltim juga menunjukkan, banjir bergerak semakin ke arah hilir Sungai Mahakam. Banjir besar itu sudah memasuki kawasan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota-kota maupun permukiman di hilir, seperti Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Samarinda diminta untuk mewaspadai banjir akibat luapan sungai sepanjang lebih kurang 980 kilometer tersebut. Menurut Darlis, di kawasan Muarai Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, sudah belasan desa yang mulai terendam, termasuk jalan-jalan. "Dari 19 desa di kecamatan tersebut, hanya dua desa yang tidak terendam banjir," ujarnya. Banjir juga mulai menggenangi kawasan hilir lainnya, seperti Kecamatan Muara Wis dan Muara Kaman. Ratusan hektar lahan pertanian tanaman pangan juga terendam akibat luapan Sungai Mahakam. Sementara dari pemantauan Kompas di Samarinda, air di Sungai Mahakam belum meluap. Meskipun demikian, hujan deras di ibu kota Kaltim ini kemarin menimbulkan genangan air di sejumlah ruas jalan di Samarinda. Penyaluran bantuan ke korban banjir di Kaltim tersendat akibat jalan-jalan rusak. Bantuan sulit disalurkan akibat sulitnya menjangkau kawasan-kawasan banjir. (RAY) Post Date : 25 April 2005 |