BANDUNG (SINDO) – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, sejak Minggu (26/9) sore membuat Sungai Cikeruh,Sungai Citarik,dan Sungai Cimande meluap.
Luapan sungai tersebut menggenangi sembilan dari 13 desa di Kecamatan Rancaekek. Ketinggian banjir 30 cm hingga 1 meter merendam sedikitnya 3.377 rumah.Meski banjir tidak berlangsung lama,namun telah menelan tiga korban jiwa. Menurut Pelaksana Humas Kecamatan Rancaekek,Yadi Rochmat, banjir mulai menggenangi rumah warga sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (26/9).
Sembilan desa yang terendam antara lain Desa Bojongloa (543 kepala keluarga); Rancaekek Wetan (421 KK); Rancaekek Kulon (432 KK); Nanjungmekar (350 KK); Haurpugur (207 KK); Cangkuang (614 KK); Sukamulya (90 KK); Jelegong (145 KK); Tegalsumedang (372 KK) dan di Desa Linggar (746 KK).“Ketinggian banjir terdalam ada di Desa Linggar, tingginya mencapai satu meter.
Rumah yang paling banyak terendam juga di Desa Linggar,”kata Yadi kepada wartawan,kemarin. Banjir dipicu meluapnya tiga sungai akibat hujan deras yang terjadi sejak pukul 15.00, Kamis (26/9). “Banjir juga menyebabkan arus lalu lintas macet total di Jalan Raya Cileunyi–Rancaekek hingga 5 km.Kemacetan berlangsung selama tujuh jam,”sebut Yadi.
Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bandung, Oot Ruhiyat Gunadi, berpendapat, perkara banjir kiriman ini mestinya diko-ordinasikan oleh Pemkab Bandung dan Pemkab Sumedang, Pemprov Jabar,serta pemerintah pusat.Bagi Oot, dengan koordinasi itu nanti ditemukan cara menanggulangi banjir yang selama bertahun-tahun terus terjadi di Rancaekek.
“Ini juga menunjukkan bahwa Pemkab Bandung lemah dalam hal koordinasi dengan wilayah lain baik Pemkab Sumedang,Pemprov Jabar, maupun pemerintah pusat. Harusnya semua duduk bersama membahas penanggulangan banjir ini,”desak Oot. (iwa ahmad sugriwa)
Post Date : 28 September 2010
|