|
JAKARTA - Korban meninggal akibat banjir di Jakarta terus berjatuhan. Kemarin data Kepolisian Daerah Metro Jaya mencatat 29 orang meninggal di wilayah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Di Jakarta Utara, dilaporkan tujuh orang tewas akibat banjir. Muhamad, 23 tahun, ditemukan sudah menjadi mayat di Jalan Madura dari arah Kawasan Berikat Nusantara Cakung, Jakarta Utara, kemarin, pukul 07.00 WIB. Saat itu warga di Jalan Rorotan IV RT 07/07, Cilincing, tersebut sedang mengendarai sepeda ontelnya. Di jalan itu, ketinggian air sudah mencapai 1,5 meter. Tiba-tiba sepeda ontel yang sedang ditungganginya masuk ke saluran air sedalam 5 meter. Karyawan sebuah perusahaan swasta itu ditemukan oleh Rofi, 25 tahun, sekitar pukul 7 pagi. "Saya lihat tubuhnya sudah mengambang," kata Rofi kepada petugas di Kepolisian Sektor Cilincing. Rofi mengaku kaget begitu mayat yang ditemukannya adalah temannya sendiri. Poltak Aronsius juga bernasib nahas. Dia tewas ketika sedang menyedot air dengan mesin penyedot air pada Minggu lalu, pukul 19.30 WIB. Lelaki berusia 35 tahun yang tinggal di asrama eks Brimob RT 06/07 Kelurahan Cilincing itu ditemukan tewas di dekat mesin penyedot air. "Diduga dia tewas karena mesin penyedot air itu mengeluarkan gas beracun," kata petugas Polsek Cilincing. Korban lainnya, Eci, balita berusia 2 tahun, meninggal di tempat pengungsian, di pos kesehatan darurat, di jembatan depan Mal Arta Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tiga hari sebelum banjir, bayi itu mengalami demam tinggi. Lalu sesosok mayat laki-laki yang diperkirakan berusia 40 tahun ditemukan di Kali Taman Pegangsaan Indah, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Minggu lalu. Identitas mayat belum diketahui. Sebelumnya, sepasang suami-istri, Yusrizal, 30 tahun, dan Holis, 18 tahun, juga tewas di rumah mereka yang terkena banjir, lalu terbakar. Tempo mencatat ada tujuh korban tewas di Jakarta Utara. Tapi Wali Kota Jakarta Utara Effendi Anas mengatakan, "Empat orang meninggal akibat banjir." Dari Jakarta Timur dilaporkan jumlah korban tewas akibat banjir tercatat 12 orang. Dua orang yang meninggal karena hanyut adalah Alif, 3 tahun, warga RW 02 Kelurahan Penggilingan, dan Irmansyah, 15 tahun, warga RW 01 Kelurahan Pulogebang. Yang meninggal karena tersetrum aliran listrik ada tiga orang: Suyadi, 30 tahun, Eliyani (42), dan Yanto (14). Ketiganya adalah warga RW 13 Kelurahan Duren Sawit. Adapun korban meninggal karena sakit enam orang dan satu mayat perempuan ditemukan. Di Jakarta Pusat, Romi, 5 tahun, meninggal akibat campak setelah dirawat di Rumah Sakit Pelni, Petamburan. Saat hendak dimakamkan, Lia, ibunya, dibebani biaya pemakaman Rp 550 ribu. "Saya punya uang dari mana," ujar janda yang rumahnya terendam itu. Di Jakarta selatan, sopir taksi Express, Muntira, 30 tahun, ditemukan tewas di Sungai Pesanggrahan. Arma Sinulingga, Kepala Pul Taksi Express Jakarta Selatan, mengatakan korban hilang sejak Jumat lalu, setelah banjir merendam pul di Jalan Veteran Nomor 1, Tanah Kusir. Air Sungai Pesanggrahan di samping pangkalan taksi meluap sampai lebih dari 3 meter. Urip, 35 tahun, temannya, mengatakan, sebelum meninggal, sekitar pukul 3 dini hari, korban Muntira mencoba menyeberang dari mes ke kantor depan yang berjarak 50 meter. Sebelumnya, ada seorang temannya yang berhasil menyeberang. "Saya ini Pasukan Katak," kata Urip menirukan Muntira. Saat menyeberang itulah Muntira hilang, lalu ditemukan anggota marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu lalu. Mayatnya tersangkut di tepi Sungai Pesanggrahan sejauh 2 kilometer dari pangkalan taksi. Jumlah korban meninggal berbeda. Data Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta mencatat 23 orang meninggal, sedangkan data Polda Metro Jaya ada 29 orang, terdiri atas Jakarta 14 orang, Tangerang 7 orang, Bekasi 5 orang, dan Depok 3 orang. IBNU R | CHETA N | ZAKY A | RAFLY W | RUDY P | AYU CIPTA Post Date : 06 Februari 2007 |