|
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tahun ini menargetkan cakupan layanan untuk air minum nasional mencapai 62 persen. Pencapaian ini dengan mengoptimalkan kapasitas air yang tidak terpakai sekitar 40 ribu liter per detik yang tersebar di seluruh Indonesia. Sekretaris Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), Tamin M Zakaria Amin mengatakan target akses air sesuai Millenium Development Goals (MDG's) di tahun 2011 sebesar 55,04 persen. Sementara di 2015 diperkirakan dapat mencapai 68,87 persen. "Sehingga pengoptimalan kapasitas air didapatkan dari sumber-sumber produksi air yang dapat meningkatkan layanan air minum bertambah sekitar 6 persen," ujarnya saat konferensi pers di Kementerian PU, Jakarta, Senin (1/7). Menurutnya, saat ini banyak sumber produksi air minum yang belum dapat dioptimalkan lantaran masih minimnya sumber daya manusia dan terbatasnya teknologi pengolahan air. Namun, BPPSPAM tetap mengaku optimis dengan pencapaian akses air minum sebesar 62 persen, menyusul bergairahnya sejumlah perusahaan daerah air minum (PDAM) yang terus mengalami peningkatan. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dana sekitar Rp 65 triliun, dengan dana yang telah dianggarkan dari APBN sebesar Rp 38 triliun sejak 2010 hingga 2015. Sisanya ditutup oleh dana investasi dari tiap PDAM daerah. "Misal PDAM yg berinvestasi dengan dana sendiri. Contoh beberapa PDAM daerah menggunakan dana sendiri untuk investasi senilai Rp 100 miliar," jelas dia. Adapun dana dari sektor perbankan yang berpartisipasi dalam upaya mencapai target MDGs tersebut mencapai Rp 5 triliun untuk subsidi bunga dan jaminan pemerintah kepada tiap PDAM di daerah-daerah. Hal konkrit dapat diupayakan PDAM yakni terkait dengan pemakaian teknologi yang dimanfaatkan PDAM dalam pengelolaan air minum untuk meningkatkan cakupan pelayanan dan efisiensi. "Yang penting investasi itu untuk cakupan pelayanan dan efisiensi, selain membuka kesempatan bagi swasta untuk berperan serta," tutupnya.
Post Date : 02 Juli 2013 |