|
Pemanfaatan waduk, situ dan sungai di Jakarta sebagai sumber air baku akan mampu menambah pasokan air sekitar 12 meter kubik per detik. Angka itu sama dengan jumlah produksi air baku yang saat ini dikelola oleh dua operator PAM Jaya yakni Aetra dan Palyja untuk memenuhi kebutuhan sekitar 50 persen kebutuhan air bersih Jakarta. Hal itu dikatakan Pakar Pengelolaan Sumber Daya Air dari Universitas Indonesia Firdaus Ali kepada Beritasatu di Jakarta, Sabtu (15/6). Menurut Firdaus Ali, walaupun terlambat pemanfaatan air waduk, situ dan sungai di Jakarta sebagai sumber air baku harus didukung. “Jakarta tidak boleh lagi terlalu tergantung terhadap sumber air baku dari Sungai Citarum atau dari luar kota. Rencana pengelolaan air waduk menjadi sumber air bersih memang sudah lama diwacanakan namun baru tahun ini bisa terealiasi," ujar Fidaus Ali. Biaya pengelolaan air waduk menjadi air bersih, kata Firdaus, diakui lebih mahal dari sumber air Citarum. Biaya pengelolaan air Citarum saat ini Rp 800 per kubik sementara air waduk sekitar Rp 1.000 per kubik. "Memang harga pengelolaan air waduk jadi air bersih lebih mahal karena menggunakan teknologi membran. Namun, untuk jangka panjang ini akan lebih bagus," katanya.
Post Date : 17 Juni 2013 |