|
SAMPIT, KOMPAS — Sebanyak 44 desa yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terendam banjir. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur telah menetapkan status darurat banjir selama dua pekan yang berlangsung hingga 22 September 2013. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Lumban Gaol di Sampit, Kotawaringin Timur, Kamis (12/9), mengatakan, banjir terjadi di Kecamatan Antang Kalang yang melanda 11 desa, Bukit Santuai di 13 desa, Telaga Antang di 6 desa, dan Mentaya Hulu di 14 desa. Selain itu, Kelurahan Kuala Kuayan, Kecamatan Mentaya Hulu, juga dilanda banjir. Lumban menjelaskan, bencana itu disebabkan luapan Sungai Kalang dan Kuayan. Aliran air kemudian menyatu di Sungai Mentaya dan merendam permukiman di sekitarnya. Jumlah rumah penduduk yang terkena banjir belum bisa dihitung. Akan tetapi, jumlah warga yang tempat tinggalnya terendam banjir mencapai 4.309 keluarga. Jumlah itu sekitar 75 persen dari total keluarga di kecamatan yang diterjang banjir. Ketinggian air dari 50 sentimeter hingga 1,5 meter. Desa-desa dengan permukaan air paling tinggi adalah Baampah, Tangkarobah, dan Satiung di Kecamatan Mentaya Hulu. Daerah-daerah yang dilanda banjir berada di sebelah utara Kabupaten Kotawaringin Timur. Curah hujan tinggi Menurut Lumban, awalnya hanya status Kecamatan Antang Kalang yang ditetapkan pada pertengahan Agustus 2013. Itu pun masih status siaga berdasarkan curah hujan yang terus meningkat. Jumlah daerah yang dilanda banjir hingga empat kecamatan membuat status darurat ditetapkan. ”Kalau status biasa, artinya normal dan tidak berpengaruh besar. Realitasnya sudah lebih dari satu pekan warga tak bisa beraktivitas normal,” katanya. Wakil Bupati Kotawaringin Timur Taufiq Mukri mengatakan, bantuan sudah disalurkan ke kecamatan yang terendam banjir. Pada Kamis, misalnya, 31 ton beras dan 525 dus mi instan dikirim menggunakan enam truk. Bantuan itu disalurkan untuk 2.099 keluarga di Kecamatan Mentaya Hulu. Bantuan yang disalurkan cukup untuk satu pekan ke depan. Sebelumnya, bantuan sudah didistribusikan ke Kecamatan Antang Kalang dan Bukit Santuai. Menurut Taufiq, korban banjir di Kecamatan Telaga Antang direncanakan menerima bantuan Jumat ini. Camat Bukit Santuai Yudharno menjelaskan, sebanyak 13 desa dari total 14 desa di kecamatannya terendam banjir. Di desa yang tidak dilanda banjir pun, air masih menggenangi jalan. Selain itu, rumah sekitar 500 keluarga juga masih terendam banjir. Sementara itu, masyarakat di 30 desa di sepanjang pesisir pantai barat Provinsi Bengkulu dilatih mitigasi dan kesiapsiagaan bencana serta antisipasi perubahan iklim. Mereka diharapkan memiliki kelembagaan yang siap menghadapi kondisi darurat bencana. Program Adaptasi dan Kesiapsiagaan Bencana (CADRE) tersebut didanai USAID dan dilakukan oleh Project Concern Indonesia Kabahill Centre dan pemerintah daerah. (BAY/ADH) Post Date : 13 September 2013 |