|
Jakarta, Kompas - Kebocoran pipa air bersih dipastikan akan terus terjadi. Penyebabnya, tidak ada perencanaan perawatan jaringan pipa. Perbaikan pipa lebih sering dilakukan saat terjadi kebocoran, seperti yang terjadi di sisi kiri Jalan KH Mas Mansyur mengarah ke Jalan Sudirman. Kebocoran pipa air tersebut menyebabkan genangan di Jalan KH Mas Mansyur dari arah Karet menuju Jalan Jenderal Sudirman. Genangan meluber sampai sekitar 300 meter, mulai dari titik kebocoran hingga jalan putar balik di bawah proyek jalan layang nontol Kampung Melayu-Tanah Abang. ”Penyebabnya belum bisa kami jelaskan saat ini. Kami fokus pada penanganan kebocoran terlebih dahulu agar gangguan pasokan ke pelanggan cepat teratasi,” kata Manajer Humas PT Palyja Meyritha Maryanie, Minggu (28/4). Petugas Palyja datang ke lokasi sekitar pukul 12.00 dengan satu unit mobil pompa. Akibat kebocoran ini, terjadi gangguan pasokan air bersih ke City Walk, Apartemen Pavillion, Rumah Sakit Sahid, dan wilayah sekitarnya. Palyja menyiapkan air bersih yang dipasok melalui truk ke tempat yang membutuhkan jika masih terjadi gangguan. Saat ini, jaringan pipa air yang dikelola PT Palyja membentang sepanjang 5.340 kilometer (km). Sejak tahun 1998, Palyja telah memperbaiki jaringan sepanjang 951 km. Palyja menggunakan zat kimia helium untuk mendeteksi titik kebocoran, baik yang terlihat maupun tidak. Sampai tahun 2012, angka kebocoran air yang dikelola Palyja mencapai 37,98 persen dari total pasokan. Ahli hidrologi Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengatakan, penggantian pipa air seharusnya tidak harus menunggu sampai terjadi kebocoran. Perlu ada deteksi dini di titik-titik rawan kebocoran. ”PD PAM Jaya seharusnya ikut mengawasi penggantian pipa tersebut. Penggantian sejauh ini bersifat reaktif karena dilakukan pada saat terjadi kebocoran,” kata Firdaus. (NDY/lks) Post Date : 29 April 2013 |