|
Jakarta, Kompas - Banjir melanda empat kabupaten di Provinsi Aceh, yaitu Nagan Raya, Aceh Selatan, Singkil, dan Simeulue, Sabtu (11/5). Di Nagan Raya dan Aceh Selatan, banjir ini merupakan yang kedua dalam kurun waktu sebulan terakhir. Indrianto (40), warga Alue Bili, Darul Makmur, Nagan Raya, Sabtu, menginformasikan, banjir terjadi sejak Sabtu pagi sekitar pukul 05.00. Tak hanya melanda sejumlah desa di Kecamatan Darul Makmur, banjir juga melanda Kecamatan Tripa Makmur yang berada di sebelahnya. ”Tiga hari yang lalu, Darul Makmur dan Tripa Makmur juga banjir. Jadi ini sudah kedua kalinya. Semua daerah yang banjir ini berada di sekitar Rawa Tripa yang sudah rusak,” kata Indrianto, aktivis Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Aceh itu. Desa-desa yang mengalami banjir terparah di antaranya Pulo Kruet dan Sumber Makmur yang berada di Kecamatan Darul Makmur, serta Desa Kutatrieng, Babah Lueng, Lubuk YPK dan Ujung Krueng di Kecamatan Tripa Makmur. Ketinggian banjir umumnya di atas 1 meter. ”Awalnya hujan deras dan angin kencang terus- menerus terjadi dalam beberapa hari ini. Akhirnnya Sungai Luwi tak mampu lagi menampung air, dan meluap,” kata dia. Di Aceh Selatan, hujan deras disertai angin kencang menyebabkan banjir di enam kecamatan, yakni Kecamatan Sawang, Kluet Tengah, Kluet Utara, Bhagia, Bakongan, dan Kluet Selatan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Selatan Masdi mengatakan, ribuan rumah terendam yang mencapai ketinggian hingga 2,5 meter. ”Di kecamatan Kluet Tengah, 13 desa yang terendam. Bahkan, di Bakongan, 14 rumah hilang diterjang ombak karena pantainya terabrasi,” kata dia. Dalam siaran pers, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, penyebab banjir di Aceh adalah adanya pusat tekanan rendah di sebelah barat laut Aceh di sekitar Samudra Hindia. Tekanan rendah itu memicu cuaca ekstrem di wilayah ini. ”Hingga saat ini, pusat tekanan rendah tersebut masih kuat sehingga akan berpengaruh terhadap cuaca di Aceh dan sekitarnya,” kata dia. BNPB merinci, ada enam kecamatan di Aceh Selatan yang terkena banjir dengan ketinggian mencapai 2,5 meter. ”Di Kecamatan Kluet Tengah, sebanyak 13 desa terendam banjir dengan 6.630 jiwa terdampak. Adapun di Kecamatan Bakongan sebanyak 270 KK atau 1.070 jiwa dan di Kecamatan Sawang 65 KK terendam banjir,” ungkap Sutopo. Di Kabupaten Aceh Singkil, banjir merendam 16 desa dengan ketinggian 1 meter pada Jumat (10/5). Sebanyak 4.569 keluarga atau 19.611 jiwa terdampak oleh banjir tersebut. Di Kabupaten Simeulue, Jumat lalu, banjir merendam 10 kecamatan mulai pukul 02.00. Banjir dipicu oleh hujan selama 5 hari berturut-turut disertai angin kencang. Sebanyak 576 keluarga di Simeulue mengungsi di sejumlah tempat penampungan. Andri (5) tewas akibat tertimpa pohon kelapa di rumahnya, Desa Miten, Simeulue Barat. (HAN) Post Date : 13 Mei 2013 |