|
PURWAKARTA (SINDO) – Sebanyak 250 rumah di Desa Cikao Bandung,Kabupaten Purwakarta, terendam banjir. Peristiwa ini disebabkan oleh meluapnya Sungai Cikao yang letaknya tidak begitu jauh dari permukiman penduduk. Kurang lebih selama sepuluh jam ratusan rumah tersebut tergenang air.Menurut keterangan warga,luapanairmenerjangke perkampungan pada Minggu (20/4) sekitar pukul 21.00 WIB. Sebanyak 260 kepala keluarga (KK) menjadi korban banjir dadakan ini.Pasalnya, banjir datang saat warga mulai terlelap tidur. Tidak ada satu pun warga yang bisa berbuat sesuatu, kecuali menyelamatkan diri agar tidak terbawa hanyut air setinggi 1,8 meter yang deras. Warga pun sempat mengevakuasi anggota keluarganya ke atap rumah.Sebagian dari mereka terpaksa tidur di atas kap mobil yang terparkir di halaman. Apapun dilakukan wargaagarterbebasdariterjangan air. Mereka pun tidak memedulikan perabotan rumah tangga serta hewan ternak yang sudah lebih dulu terbawa arus. Jumli, 57,warga RT 05/01, dirinya tidak lagi memikirkan harta bendanya yang hilang. Dalam benaknya hanya ingin menyela matkan empat anak dan satu cucunya dari terjangan banjir. Selain keselamatan anggota keluarga dia pun berusaha menyelamatkan buku pelajaran milik cucu semata wayangnya. ”Biarlah harta benda yang lainnya hilang asal nyawa dan buku pelajaran sekolah bisa diselamatkan. Lihat saja buku- buku ini terpaksa saya jemur agar besok bisa dipakai lagi, ”kata Jumli sembari menata buku yang basah di pekarangan rumahnya. Pria setengah baya yang berprofesi sebagai pedagang ini menerangkan, sepanjang malam air terus menggenang dan mulai surut keesokan harinya sekitar pukul 07.00 WIB. Melihat kondisi ini dia memberanikan diri ke luar rumah. Hal sama pun dilakukan warga lain.Mereka sebisa mungkin mulai menginventarisasi barang-barang miliknya. ”Sepanjang pagi ini tidak ada aktivitas selain membersihkan rumah dari lumpur. Sebenarnya bagi kami bencana banjir sudah langganan. Tapi yang terjadi kali ini hampir sama dengan peristiwa yang terjadi delapan tahun lalu yang merupakan peristiwa terparah,”tambah Jumli. Di tempat terpisah, Kepala Desa Cikao (Kades) Bandung Syaeful Hidayat menyebutkan, selain 250 rumah yang terendam, sawah seluas 25 hektare pun ikut rusak. Padahal, sawah-sawah tersebut sudah siap panen. Akibatnya, para petani di kampung terebut gagal panen. ”Berdasarkan penghitungan sementara kerugian materiil sebesar Rp250 juta. Kerugian ini belum termasuk hewan ternak yang hilang. Kami saat ini masih terus melakukan inventarisasi kerugian warga. Untungnya tidak ada korban jiwa, semuanya masih selamat,” kata Syaeful. Menurut dia, kemungkinan peristiwa banjir akan terus terjadi di wilayahnya karena lima RW yang ada merupakan rawan banjir. Solusinya hanya ada tiga, yakni kalau tidak direlokasi harus dibuatkan tanggul di sepanjang Sungai Cikao dan ganti rugi. Syaeful menjelaskan, rawannya Desa Cikao Bandung akan banjir dapat dilihat dari intensitas kejadiannya setiap bulan. Rata-rata bisa mencapai dua kali peristiwa dalam sebulan sehingga diperlukan solusi cepat agar kerawanan ini tidak menuai petaka bagi warga setempat. Sementara itu,Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi langsung meninjau ke lokasi pada dini hari kemarin sekitar pukul 01.00 WIB. Pihaknya menyatakan, tidak ada solusi yang dapat diberikan pemerintahan nya. Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah pusat melalui Departemen Pekerjaan Umum (DPU). ”Upaya jangka panjangnya harus ada penyodetan di hulu sungai.Tentu saja hal itu pekerjaan Depar temen PU. Saya melihat memang terjadi pendangkalan sangat parah di Sungai Cikao. Namun,kita upayakan untuk mengusulkan ke pemerintah pusat.Paling tidak dipasang traffic warning agar warga dapat segera bertindak jika ada tanda-tanda banjir,” tandasnya. (asep supiandi) Post Date : 21 April 2008 |