Jakarta, Kompas - Sekitar 250 orang telah resmi menjadi pembawa pesan tentang perubahan iklim. Mereka akan berkiprah sebagai pembawa pesan untuk membangkitkan warga agar sadar terhadap penyebab, dampak, dan solusi mengatasi perubahan iklim.
Sekitar 250 orang telah mendapatkan pelatihan dari kelompok presenter perubahan iklim The Climate Project Indonesia (TCPI) melalui program Grand Connectors Training di Jakarta, Sabtu (24/4). Mereka para calon penghubung, pembawa pesan ini, terpilih dari sekitar 1.500 peminat dari seluruh Indonesia. Selain dari sejumlah kota di Jawa, peserta juga ada yang datang antara lain dari Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali.
Latar belakang peserta juga sangat beragam, antara lain pejabat negara, dosen, peneliti, guru, Puteri Indonesia, petani, pegiat lembaga swadaya masyarakat, pelajar, aktivis, profesional, pemuka berbagai agama, dan ibu rumah tangga. ”Latar belakang peserta yang beragam sangat bagus dan penting karena informasi tentang perubahan iklim perlu dipahami oleh semua orang dari seluruh lapisan masyarakat,” kata Amanda Katili Niode, Ketua The Climate Project Indonesia.
Bersama presenter, lanjut Amanda, para penghubung akan menjadi bagian komunitas The Climate Project Indonesia.
Saat ini ada 54 warga Indonesia yang telah dilatih langsung oleh Al Gore dan menyandang status presenter. ”Kami perlu sebanyak-banyaknya orang untuk menyebarkan virus pengetahuan akan penyebab, dampak, dan solusi tentang perubahan iklim,” ujarnya. ”Kami mengajak sekolah dan lembaga lain agar dapat bekerja sama dengan presenter dan connector untuk melaksanakan berbagai kegiatan,” ujar Amanda.
”Mereka amat antusias dan memiliki komitmen tinggi walau materi ada yang terlalu berat bagi peserta tertentu, terutama tentang negosiasi global,” ujar Yani Saloh, salah satu presenter dari TCPI. Penghargaan diungkapkan Amanda, ”Kami amat menghargai para connector yang mau ikut pelatihan dan berkomitmen untuk menyebarkan informasi dan berkegiatan.”
Peserta termuda, Fira Meutia (11 tahun) dari SD Nurul Hidayah, Reni Jaya, Depok, mengatakan, ”Saya ingin tahu lebih banyak tentang pemanasan global. Sebelumnya, tahu sedikit dari majalah, internet, dan buku. Saya mau kasih tahu teman-teman dan juga mau menulis artikel untuk koran.”
Arifah Handayani, seorang sarjana Ilmu Kelautan, yang menyebut dirinya ”a full time mom”, mengungkapkan, ”Sebagai ibu rumah tangga dengan empat anak, saya merasa keluarga adalah kunci untuk mengurangi karbon. Saya akan memulai penanggulangan krisis penanggulangan iklim dari keluarga saya.” (ISW)
Post Date : 26 April 2010
|