|
JAKARTA, KOMPAS — Partisipasi publik perlu didorong agar penanganan banjir bisa maksimal. Unsur RT maupun RW punya tanggung jawab sama menghadapi masalah banjir. Ketergantungan pada gubernur dan pejabat akan melemahkan program. ”Saya ingin membangun partisipasi masyarakat, perlu mengajak warga membangun kota bersama. Tujuannya agar punya rasa memiliki, memelihara, dan merawat yang ada,” kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat acara silaturahim RT dan RW serta aparat kelurahan se-Jakarta di Istora, Jakarta, Minggu (1/12). Menurut Jokowi, peran masyarakat, aparat RT dan RW, aparat kelurahan, memiliki tanggung jawab yang sama menjaga lingkungan. Saat ini saluran mikro maupun saluran penghubung sebanyak 884 kondisinya tak terurus. Masih banyak tumpukan sampah di sana. Padahal saluran itu baru saja dibersihkan. Saat acara silaturahim itu, Jokowi menunjukkan foto-foto tentang saluran dan kali kecil yang tersumbat sampah. Jokowi juga mengumumkan 6 RT dan 6 RW terbaik di DKI sebagai contoh adanya partisipasi publik. Rawan banjir Bertepatan dengan awal masa puncak musim hujan Desember ini, hujan deras kembali menyebabkan banjir di beberapa titik di Jabodetabek. Hingga Minggu (1/12) beberapa lokasi yang masih tergenang antara lain di kawasan Ciledug-Kota Tangerang, Meruya-Jakarta Barat, Pulo Gadung-Jakarta Timur, Menteng-Jakarta Pusat, dan kawasan sekitar Kemang, Pondok Indah, serta Bangka-Jakarta Selatan. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, di Jakarta ada 62 lokasi rawan banjir selama musim hujan di akhir 2013 hingga awal 2014. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, selama Desember saja diperkirakan ada 28 lokasi yang tersebar di 5 kota di Jakarta yang berpotensi banjir tingkat menengah. BNPB berinisiatif menyelenggarakan latihan evakuasi bencana oleh Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB) di bantaran Kali Ciliwung, tepatnya di bawah jembatan layang Kalibata, Rawajati, Jakarta Selatan, Minggu pagi. ”Dipilih latihan di sini karena lokasi ini salah satu tempat banjir terparah di Jakarta. Penduduknya juga banyak,” kata Sutopo. Dalam latihan kemarin bergabung 1.000 orang personel dari TNI-Polri, Badan SAR Nasional, dan instansi terkait lainnya. Latihan difokuskan pada cara evakuasi korban dengan perahu karet dan tandu. Mereka juga dibekali kemampuan memberikan pertolongan pertama kepada korban yang terluka untuk kemudian dibawa ke pusat pelayanan medis terdekat. Total petugas yang dikerahkan jika ada banjir besar 4.500 orang, untuk mengevakuasi, petugas dapur umum, medis, dan lain-lain. (NEL/NDY) Post Date : 02 Desember 2013 |