|
Wonogiri, Kompas - Sebanyak 24 telaga dari 26 telaga yang ada di Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, kering. Warga yang berada di delapan desa di Kecamatan Paranggupito itu, Senin (17/7), mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih. "Setiap musim kemarau warga mengalami kesulitan air bersih karena kondisi geografis yang berkapur," ungkap Camat Paranggupito Suyadi kemarin. Hanya Telaga Tangkil di Desa Paranggupito dan Telaga Waru di Desa Johunut yang masih berair. Itu pun hanya tinggal 40 persen. Menanggapi masalah itu, Kepala Subbagian Kesejahteraan Sosial Bagian Sosial Ekonomi Sekretariat Daerah Wonogiri Rodhiyah mengatakan, Pemerintah Kabupaten Wonogiri akan membantu penyaluran air bersih mulai akhir Agustus mendatang. Pertimbangannya, saat ini warga masih dapat mengatasi masalah kebutuhan air bersih ini. Turun 20 persen Kesulitan mendapatkan air bersih juga dirasakan warga di beberapa wilayah di Kalimantan Barat (Kalbar). "Hujan telah sebulan tidak turun di daerah kami. Sumber-sumber air kering. Warga Putussibau kini mandi ramai-ramai di Sungai Kapuas," ujar Ramadan, warga Putussibau, ibu kota Kapuas Hulu, kemarin. Putussibau yang berjarak sekitar 800 kilometer dari Pontianak adalah kota pertama yang dilalui Sungai Kapuas. Menurut Ramadan, kini Sungai Kapuas dapat diseberangi dengan berjalan kaki. Padahal dalam keadaan normal kedalaman air mencapai empat meter. Kesulitan air bersih juga dialami warga Kota Pontianak. Menurut sejumlah warga, aliran air perusahaan daerah air minum (PDAM) kini sangat kecil, terutama pada siang hari. Dari Bandar Lampung dilaporkan, debit air PDAM Way Rilau kini turun 20 persen. Karena itu, PDAM mendistribusikan air dengan cara satu hari hidup dan satu hari mati. Direktur Teknik PDAM Way Rilau Herry Eny Widayati kemarin mengatakan, sembilan mata air yang menjadi sumber air PDAM pada kondisi normal menghasilkan 100 liter per detik. Namun, pada musim kemarau ini debit air menurun menjadi 80 liter per detik. Berkaitan dengan masalah kekeringan ini, petani di Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, meminta Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah segera menyelesaikan perbaikan saluran irigasi yang tak kunjung selesai sejak April lalu. Saat ini sedikitnya 3.000 hektar sawah di Kecamatan Galang kekeringan. (REI/HLN/RYO/EKI) Post Date : 18 Juli 2006 |