|
JAKARTA, KOMPAS — Program swakelola dalam pengangkutan sampah belum bisa langsung diterapkan di Jakarta. Paling tidak, satu tahun ke depan pengangkutan sampah masih melibatkan swasta dengan model kerja sama sewa peralatan. Pada saat yang sama, produksi sampah terus meningkat. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Saptastri Ediningtyas mengatakan, program ini tidak bisa langsung berjalan. Sebab, pengadaan truk, sarana pendukung, dan perekrutan sopir memerlukan waktu. ”Persoalan ini tidak bisa diselesaikan cepat,” kata Ediningtyas yang biasa disapa Tyas, Selasa (1/4), di Jakarta. Menurut Tyas, peremajaan truk dilakukan bertahap. Tahun ini menurut rencana dinas kebersihan akan meremajakan 150 dari 810 truk sampah yang ada. ”Sarana kami belum cukup, perlu waktu sampai tahun 2015,” kata Tyas. Bukan hanya swakelola, kerja sama bisnis pengelolaan sampah juga belum dapat direalisasikan secepatnya. PD Pasar Jaya belum dapat mengangkut sampah secara mandiri dari 153 pasar tradisional. Agus Lamun dari bagian Humas PD Pasar Jaya menegaskan, pengangkutan mandiri perlu masa transisi. Pihak PD Pasar Jaya masih menghitung jumlah truk dan tenaga pengangkut sampah yang dibutuhkan mengangkut sampah rata-rata 1.000 meter kubik per hari. ”Untuk saat ini, kami masih menggunakan jasa pengangkut sampah yang dibayar harian dan bantuan dari dinas kebersihan. Ini masih berlangsung sampai truk dan tenaga pengangkut sampah tersedia,” kata Agus. Bukan hanya PD Pasar Jaya yang kekurangan truk angkut sampah, Dinas Kebersihan DKI juga masih kekurangan. Hal inilah yang memicu penumpukan sampah di tempat penampungan (depo) sampah. Selain penuh timbunan, sejumlah depo juga sudah tidak layak pakai. Di Jakarta Utara, empat dari 14 depo sampah tidak bisa dipakai lagi, antara lain karena jalan menuju depo menyempit hingga tak bisa dilalui truk pengangkut sampah, seperti di Depo Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, dan Depo Sukapura, Kecamatan Cilincing. Agar beban depo berkurang, Wali Kota Jakarta Utara Heru B Hartono mengusulkan penambahan truk ke dinas kebersihan. Sebagian besar dari 130 truk sampah yang beroperasi di Jakarta Utara berusia lebih dari 10 tahun. Tahun ini ada tambahan 35 truk baru, tetapi jumlahnya belum mencukupi kebutuhan untuk mengangkut sekitar 1.200-1.400 ton sampah per hari. Tolak sampah Jakarta Bukan hanya karena minimnya sarana, persoalan sampah Jakarta tergantung wilayah sekitar. Pemerintah Kabupaten Tangerang menolak sampah dari Jakarta. Pemerintah setempat mengubah peruntukan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Desa Ciangir, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang. Kini, kawasan peruntukan kawasan itu untuk perumahan dan permukiman. Peruntukan ini disahkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tangerang Tahun 1991-20011 hingga RTRW 2011-2031. ”Meski lahan Pemprov DKI Jakarta, peruntukan kawasan bukan lagi sebagai tempat pengelolaan sampah,” kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar kepada Kompas. Menurut rencana, TPST Ciangir dibangun di lahan seluas 50 hektar dari 92 hektar. Kawasan ini dirancang dapat menampung 2.500 ton sampah per hari dari DKI Jakarta (1.500 ton) dan berasal dari Kabupaten Tangerang (1.000 ton). Salah satu jalur pengangkutan dari Jakarta Barat masuk melalui Tol Jakarta-Merak, keluar Bitung, dan terus ke Ciangir. Selain Pemkab Tangerang, penolakan juga datang dari warga sekitar TPST Cingir. Gustiana (45), warga Legok, khawatir kelak jika TPST Ciangir beroperasi, bau sampah dan air lindi akan merebak. Persoalan ini membuat kenyamanan hidup warga berkurang di sepanjang jalur pembuangan dan sekitar lokasi Ciangir. Sebelumnya, penolakan izin membangun TPST Ciangir karena rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang dalam rapat Badan Kerja Sama Antarprovinsi di Kabupaten Tangerang pada 30 April 2003. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang menilai analisis mengenai dampak lingkungan TPST Ciangir kedaluwarsa. Begitu pun menurut Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002 tentang RTRW, Desa Ciangir lebih cocok diperuntukkan bagi permukiman penduduk. (MDN/PIN/WIN/MKN/A06/NDY) Post Date : 02 April 2014 |