|
TANGERANG - Pemda Kabupaten Tangerang minta bantuan Uni Eropa untuk menangani masalah limbah industri di wilayah ini. Bantuan tersebut sangat diperlukan karena Pemda tidak sanggup menangani masalah limbah yang makin luas di kawasan ini. Demikian dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang, Deden Sugandhi, Senin (19/7). Deden Sugandhi mengungkapkan, Tangerang menghadapi persoalan serius dari dampak pencemaran dari berbagai industri di wilayah ini. Banyak industri yang belum memiliki instalasi pengolah limbah (Ipal). Hanya sekitar 29 persen dari ratusan perusahaan manufaktur yang memiliki Ipal. Menurutnya, perusahaan yang tidak punya Ipal diduga membuang limbahnya ke-55 sungai dan anak sungai di Kabupaten Tangerang sehingga menimbulkan pencemaran perairan umum serta laut. Selain itu Pemda Tangerang juga dihadapkan pada persoalan abrasi pantai yang terus meluas. Pengamatan Pembaruan di beberapa lokasi menunjukkan banyak industri yang jelas-jelas melakukan pencemaran lingkungan tetapi sejauh ini dinas terkait masih terbatas pada teguran, kendati mereka sudah mencemari sungai selama bertahun-tahun. Ada beberapa di antaranya akan diajukan ke meja hijau tetapi sudah tiga tahun tidak ada kabar kelanjutannya. Padahal, sungai yang tercemar adalah sumber kehidupan masyarakat setempat. Menurut Deden Sugandhi, puluhan sungai di Tangerang sudah tercemar limbah dan banyak mengandung merkuri atau air raksa. "Aliran Sungai Cisadane juga membawa merkuri itu dari Depok dan Bogor, dan airnya dipakai warga sehari-hari. Merkuri sangat berbahaya bagi kesehatan.," katanya. Kawasan Industri Saat ini, dia melanjutkan, Pemda Tangerang sedang merancang program yang bisa digunakan industri yang sama sekali tidak memiliki pengolah limbah. Untuk industri skala kecil yang berpotensi memproduksi buangan limbah, diupayakan memanfaatkan Ipal terpadu yang akan dibangun secara patungan. Realisasinya, detail engineering design (DED) akan dibangun di kawasan industri. Untuk menangani berbagai masalah lingkungan akibat pencemaran industri ini, pihaknya meminta bantuan Uni Eropa agar penanganan limbah dapat dilakukan dengan tepat. Kerja sama penanggulangan masalah lingkungan dengan sejumlah negara dalam Uni Eropa juga disampaikan Bupati Tangerang Ismet Iskandar. Menurut Ismet, kerja sama meliputi penanganan abrasi pantai, penataan lingkungan perkampungan kumuh, khususnya permukiman nelayan di beberapa kecamatan pantai utara, dan pengamanan bantaran sungai-sungai serta pemantauan lingkungan. "Mereka akan bantu menanggulangi masalah lingkungan. Belanda saja siap membantu menangani abrasi pantai," kata Ismet. Dia memaparkan, dari 51 kilometer garis pantai Tangerang, 60-70 persen di antaranya mengalami abrasi parah, seperti di pesisir Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, dengan luas pengikisan antara 200-1.000 meter. (132) Post Date : 20 Juli 2004 |