|
PAMEKASAN-Musim kemarau mulai berdampak serius di sejumlah desa. Sedikitnya, 24 desa yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Pamekasan mulai mengalami rawan air alias kekeringan. Berdasarkan data di kantor PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Pamekasan, tujuh kecamatan yang mengalami rawan air atau kekeringan itu adalah Kecamatan Waru, Batumarmar, Pademawu, Palengaan, Tlanakan, Proppo, dan Pegantenan. Dari tujuh kecamatan tersebut, dua diantaranya dikategorikan sebagai daerah yang paling rawan. Yaitu, Kecamatan Waru dan Tlanakan. Beberapa desa di kedua kecamatan itu, selain rawan air, sumber mata airnya tidak terlalu banyak. Akibatnya, banyak warga yang terpaksa membeli air bersih kepada pihak ketiga penyedia air. Direktur PDAM Pamekasan Ir Muhammad ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan membenarkan bahwa di beberapa desa mulai mengalami kekeringan. Menurut dia, hal itu terjadi sebagai bagian dari gejala alam yang terjadi hampir setiap tahun. "Kekeringan termasuk gejala alam. Apalagi, Madura memang termasuk daerah kategori kering," ujarnya ketika ditemui di kantornya Jl Kabupaten, kemarin siang. Dia juga membenarkan bahwa sedikitnya 24 desa masuk kategori daerah rawan air. Indikasinya, terang Muhammad, kurangnya fasilitas air bersih, maupun debet air yang kurang memadai. Anehnya, menurut pejabat kelahiran Pacitan ini, dari sekian desa yang mengalami rawan air tersebut, tidak ada satu pun desa yang mengusulkan agar mendapat bantuan air bersih. Itu berbeda dengan tahun sebelumnya. Saat itu, banyak desa yang mengajukan bantuan air bersih. "Sampai saat ini, baru tiga desa yang mengusulkan. Yaitu, Desa Leguk, Kecamatan Tlanakan; Desa Pagagan, Kecamatan Pademawu; dan Desa Lembung Utara, Kecamatan Galis. Pada tahun sebelumnya, hampir semua desa rawan air yang mengusulkan," terang Muhammad. Mengenai mekanisme pemberian bantuan (droping) air bersih, menurut Muhammad, bergantung dari usulan masing-masing desa. Caranya, masing-masing desa yang membutuhkan langsung menemui camatnya masing-masing agar segera diusulkan kepada bupati untuk mendapat bantuan air bersih dari PDAM. Dia mengingatkan, program pemberian bantuan air bersih PDAM tidak dipungut biaya sepeser pun. Sebab, dalam kegiatan operasionalnya, PDAM telah mendapat support dana dari pemkab. Bagaimana dengan persediaan air di PDAM? Dijelaskan, persediaan air di PDAM juga mengalami penurunan debet, yang besarannya diperkirakan mencapai 20 sampai 30 persen di masing-masing sumber mata air. "Meski ada penurunan debet, tetapi tidak akan menyebabkan kegiatan operasional terhenti. Sebab, masih bisa mencukupi terhadap kebutuhan air untuk beberapa waktu ke depan" pungkasnya. (zid) Post Date : 23 September 2005 |