|
Jakarta, Kompas - Sekitar 100 juta penduduk Indonesia tidak memiliki akses sanitasi yang memadai. Akibatnya, setiap hari sekitar 41 juta orang buang air besar sembarangan. Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), persentase penduduk yang dapat mengakses sarana sanitasi layak tahun 2011 adalah 55,60 persen. Sementara penduduk yang bisa mengakses air minum layak 55,40 persen. ”Tahun 2012, akses pada sanitasi diperkirakan naik menjadi 57,2 persen dan 57 persen untuk air minum layak,” kata Direktur Permukiman dan Perumahan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nugroho Tri Utomo di sela-sela Jambore Sanitasi 2013, di Jakarta, Senin (24/6). Capaian akses pada sanitasi yang layak itu masih di bawah target Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) tahun 2015, yakni 62,41 persen. Sementara target MDG untuk akses air minum layak adalah 68,8 persen. Masih minimnya sarana sanitasi yang memadai membuat masyarakat rawan penyakit. Data Bank Dunia menyebut potensi kerugian akibat kondisi lingkungan tidak sehat itu mencapai Rp 56 triliun per tahun. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Imam S Ernawi mengungkapkan, tahun ini pemerintah mengalokasikan dana Rp 2,9 triliun untuk membangun sarana sanitasi. Sementara untuk pembangunan fasilitas air minum dianggarkan dana Rp 5,5 triliun. Anggaran untuk sanitasi, antara lain, untuk membangun sistem perpipaan air limbah di 8 kota, instalasi pengolahan lumpur tinja di 18 kota, dan drainase perkotaan di 55 kota. Namun, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengingatkan, infrastruktur saja tidak cukup jika pola pikir dan pola hidup masyarakat tak berubah. Oleh sebab itu, pola hidup sehat sangat penting disosialisasikan kepada masyarakat. Untuk menyosialisasikan pola hidup sehat, mulai 2008, Kementerian PU mengadakan Jambore Sanitasi guna mendidik pelajar SMP dari semua provinsi menjadi duta sanitasi. Mereka turut menyosialisasikan pentingnya sanitasi yang baik ke lingkungan mereka. Tahun ini, Jambore Sanitasi diikuti 198 pelajar SMP dari 33 provinsi. Dari evaluasi, 93 persen Duta Sanitasi 2012 melakukan sosialisasi di sekolahnya serta 76 persen sosialisasi di sekolah lain dan lingkungannya. (K02) Post Date : 25 Juni 2013 |