23 Titik Rawan Sampah di Bogor

Sumber:Suara Pembaruan - 28 Desember 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BOGOR - Menyusul Kota Bogor mendapat predikat kota terkotor se-Indonesia, Pemkot Bogor pada awal Januari 2006 akan mengerahkan 1.100 personel membersihkan 23 titik rawan sampah yang telah teridentifikasi dan menjadi skala prioritas.

"Penilaian tim kebersihan nasional terhadap Kota Bogor itu sifatnya masih sementara. Masih ada waktu untuk Kota Bogor bebenah hingga predikat itu hilang pada penyerahan Adipura bagi kota terbersih pada 5 Juni mendatang," ujar Yamin M Soleh, Kepala Dinas Informasi Daerah dan Pariwisata Kota Bogor kepada wartawan, Selasa (27/12).

Menurut Yamin, Wali Kota Bogor, Diani Budiarto sendiri meminta masalah predikat kota terkotor ini jangan dijadikan polemik, tetapi mengambil hikmahnya untuk bersama-sama masyarakat melakukan gerakan kebersihan kota. Tim kebersihan nasional memberikan nilai kebersihan Kota Bogor 66,51, di bawah standar nilai 70. Hal ini berarti nilai Kota Bogor hanya kurang 3,5 lebih dari nilai kota terbersih. Penilaian itu pun masih bersifat evaluatif dan sementara.

Dari hasil identifikasi Pemkot Bogor, predikat kota terkotor itu bisa dipahami dengan adanya 23 titik rawan sampah, di antaranya di terminal bus, pasar-pasar, dan pertokoan.

"Di wilayah pemukiman sendiri, nilainya di atas 70, sehingga bisa menjadi contoh pembenahan secara optimal dalam waktu dekat," katanya. Di samping itu, lanjut Yamin, Pemkot Bogor juga membenahi manajemen di Dinas Kebersihan Kota Bogor. Jumlah armada angkutan sampah pun ditambah.

Kota Bogor yang merupakan salah satu tujuan wisata di daerah penyangga Ibukota ini. Setiap hari Sabtu dan Minggu, terjadi penumpukan volume sampah hingga dua kali lipat jumlahnya.

Sementara jumlah personilnya yang terbatas, sehingga pengangkutan sampah belum tuntas dilakukan saat tim penilaian kebersihan datang melakukan penilaian. Hasilnya, Kota Bogor mendapat predikat sebagai kota terkotor yang langsung diprotes oleh pemkot.

Yamin mengaku, kotornya Kota Bogor bisa dilihat antara lain di pasar-pasar yang jumlah pedagang kaki limanya membludak dari waktu ke waktu. Akibatnya, penambahan volume sampah pun terjadi.

"Untuk ke depan, para pedagang kaki lima itu akan diberikan kantong plastik untuk tempat membuang sampahnya sehingga tidak mengotori trotoar dan jalan sekitarnya. Untuk perbaikan kebersihan di Kota Bogor ini, ada porsinya masing-masing dan harus bersama-sama pemda dan masyarakat melakukan program kebersihan lingkungan memerangi sampah," katanya. (126)

Post Date : 28 Desember 2005