|
Ratusan warga dataran tinggi Gayo yang tinggal di beberapa kampung di Kecamatan Kebayakan, Bintang dan Lut Tawar, melakukan aksi peduli lingkungan dengan nama Gerakan Massal Membersihkan Danau Lut Tawar, Minggu (28/4). Aksi ini juga melibatkan sejumlah komunitas aktif dan mahasiswa sehingga berhasil mengumpulkan sampah untuk dimusnahkan. Warga menghimbau agar setiap pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan danau agar tetap menjaga kebersihan dan lingkungan dengan baik. Tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik dan kaca yang sulit terurai dan berbahaya. Sedangkan sosialisasi kepada warga tentang bahaya sampah tetap dilaksanakan di setiap kampung melalui aparat kampung masing-masing. Gerakan Massal Pembersihan Danau Lut Tawar dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tengah yang dimotori Forum Penyelamatan Danau Lut Tawar (FPDLT) dan mahasiswa Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon. “Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan danau, masyarakat dan beberapa elemen sipil melakukan gerakan pembersihan sampah di beberapa titik,” kata Ketua Harian FDLT, Gusti Safriawan. Dijelaskan, ratusan pesilat Gayo, mahasiswa dan sejumlah elemen sipil lainnya melakukan penyisiran sampah di sisi utara Danau Lut Tawar mulai dari Simpang KKA Mendale hingga Kampung Kelitu. Sementara anggota Gayo Diving Club, para atlet balap sepeda Gayo Go Green dan para awak media melakukan pembersihan di sepanjang jalan danau sisi selatan, dari Lukup Penalam Peteri Ijo hingga Kampung One-One, Kecamatan Lut Tawar. Untuk kawasan Pante Menye Bintang, ujar Gusti, warga juga melakukan pembersihan pantai tersebut dengan dukungan puluhan mahasiswa UGP yang sedang melaksanakan program Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di kawasan tersebut. Dihadiri Wabup Kegiatan ini, didukung oleh dinas terkait di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika serta Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan yang dihadiri oleh Wakil Bupati Drs H Khairul Asmara. Sementara perwakilan pemuda Kecamatan Bintang, Maulana (30), mengajukan permintaan mobil sampah di kecamatan tersebut dan seputar Danau Lut Tawar. “Setahu saya, masyarakat di sini tidak punya pilihan sengaja atau tidak membuang sampah ke sungai-sungai yang airnya mengalir ke Danau Lut Tawar,” kata Maulana. Selain sampah dibuang ke sungai, warga juga ada yang membakarnya di belakang rumah. Namun jika mobil pengangkut sampah bisa beroperasi dan kontainer diletakkan di kawasan tersebut tentu sangat membantu dan menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) sementara. Dua kontainer sampah yang ada sekarang letaknya cukup jauh di seputar danau, yakni di Lukup Penalam Peteri Ijo Kampung Dedalu dan di seputaran Loyang Peteri Pukes Kampung Mendale. Sampah Anorganik Pada hari yang sama, sejumlah penyelam dari tim Gayo Diving Club (GDC) melakukan penyelaman observasi bawah air (OBA) di kawasan Pante Menye Bintang. Penyelaman ini, menurut salah seorang anggota GDC, Usmar Effendi untuk mengetahui kondisi sampah anorganik di dasar Danau Lut Tawar di kawasan tersebut. Di kedalaman satu hingga sembilan meter tim menemukan banyak sekali sampah. “Sampah berserak di dasar danau terutama di muara sungai yang masuk dari arah pemukiman penduduk Bintang,” kata Efendi. Koordinator GDC, Munawardi menyebutkan penyelaman tersebut mereka lakukan untuk persiapan teknis terkait pengambilan sampah yang akan dilakukan beberapa hari ke depan. “Jika tidak ada kendala, Minggu depan kami akan melakukan pembersihan sampah anorganik di dasar danau dengan cara manual di kawasan Pante Menye dengan menurunkan beberapa anggota GDC,” kata Munawardi. Rangkaian kegiatan membersihkan danau ini merupakan bagian dari Festival Danau Lut Tawar 2013. Kegiatan lainnya adalah lomba desa sapta pesona. Pemenangnya akan diumumkan 5 Mei mendatang di Objek Wisata Pante Menye Bintang. Post Date : 01 Mei 2013 |