|
Tak peduli panas menyengat bumi, ratusan warga
yang umumnya Ibu Rumah Tangga, terus melangkah menyusuri pematang sawah dan
jalan terjal bukit berbatu. Tangan kanannya menenteng jirigen berisi air
bersih. Bahkan mereka masih menambah beban tubuhnya dengan seember air di
kepalanya.
Selain meladang, berburu air bersih sudah jadi rutinitas
ratusan warga Dusun Awo, Desa Tadangpalie, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone,
Sulawesi Selatan dalam dua bulan terakhir. Tak tanggung-tanggung, untuk seember
air bersih, warga harus berjalan sejauh 2 kilometer ke sumber air.
Terletak di daerah tandus, warga yang bermukim di Dusun Awo
memang hanya mengandalkan air tadah hujan untuk mandi, mencuci hingga mengairi
lahan pertanian mereka, meski pemerintah telam membangun jaringan perpipaan
untuk mengatasi krisis air bersih itu, namun hingga kini belum bisa dinikmati
secara utuh.
Kepala Desa Tadang Palie, Andi Mappakaya mengatakan
kekeringan telah melanda dusun Awo itu sudah sekian lama berlangsung.
Satu-satunya cara mendapatkan air bersih secara gratis hanyalah dengan
mengambil dari sumber air yang berjarak 2 kilometer.
"Kalau malas jalan jauh, bisa beli air tandon milik
warga seharga Rp 5 ribu jerigen, memang ada jaringan perpipaan yang sudah
dibangun, tapi masih kurang panjangnya, karena masih ada sekitar 2 kilometer
lagi dari pemukiman warga," kata Andika kepada Bonepos.com. Kamis
(25/09/2014) malam.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Bone segera mencarikan
solusi mengatasi krisis air bersih yang selalu melanda setiap musim kemarau
tiba. Andi Mappakaya mengusulkan pemerintah daerah setempat bisa membangun
jaringan pipa tambahan sekitar 2 kilometer lagi sehingga warga tidak lagi
berjalan kaki untuk mendapakan air bersih.
"Kami sudah usulkan penambahan ini di Dinas Tata Ruang
dan Pemukiman agar bisa dianggarkan penambahan ini, tapi hingga kini belum
ditanggapi. Untuk itu kami berharap bisa dianggarkan pembangunannya di APBD
Pokok tahun 2015 nanti," pungkasnya.
Post Date : 29 September 2014 |