|
SEMARANG - Hujan berkepanjangan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kota Semarang banjir, salah satu penyebabnya ialah sampah yang dibuang di sembarang tempat, seperti sungai dan saluran air. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya ini menjadikan saluran air mampet dan debit air akibat kotoran di dasar sungai berkurang. Guna meminimalisasi terjadinya banjir, masyarakat dinilai perlu mengembangkan program Bank Sampah. Camat Banyumanik, Kukuh Sudarmanto menegaskan, program ini mengelola sampah yang dihasilkan dari rumah tangga sekitarnya. Sampah tidak dibuang saja, tetapi dimanfaatkan sehingga bisa menghasilkan uang. Bank Sampah ini harus memiliki pengurus atau pengelola sampah warga. Di Banyumanik, program ini sudah direalisasikan lama di Kelurahan Ngesrep, Pudak Payung, Pedalangan, Banyumanik, Srondol Kulon. Dalam hal ini, sampah dikelola di tingkat RT atau RW. ”Sampah rumah tangga ini dipilah-pilah oleh pengurusnya, yang bisa dimanfaatkan dipisah seperti halnya sampah plastik untuk dibuat kerajinan tangan. Ada juga sampah plastik yang dijual langsung. Meski hasil penjualan sedikit, tapi hal ini bisa digunakan menambah dana operasional RT atau RW,” jelasnya di sela-sela pemindahan sampah dari TPS Graha Estetika ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, baru-baru ini. Evakuasi Sampah Evakuasi sampah sebanyak 39 bak truk ini melibatkan lima truk amrol dan delapan dump truck. Selain itu juga melibatkan 30 orang sopir, petugas kecamatan, termasuk pemulung sampah. Sebelum di Graha Estetika, Camat Banyumanik juga mengevakuasi 25 bak truk sampah dari TPS Pudak Payung yang lokasinya di belakang Pasar Gedawang. ”Jika program Bank Sampah efektif dilakukan masyarakat, hal itu bisa mengurangi sampah sekitar 50 persen. Kami akan mendorong masyarakat di Banyumanik untuk mewujudkan itu,” katanya. Warga Pudak Payung, Aji mendukung program bank sampah. Jika hal ini bisa diefektifkan di RT maupun RW, tentu akan bermanfaat untuk mengurangi sampah dan mengantisipasi banjir. (Royce Wijaya SP, warga Banyumanik-72) Post Date : 27 Januari 2014 |