|
SEMARANG– Malaysia makin serius untuk menanamkan investasinya di bisnis pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Semarang. Keseriusan ini disampaikan pengusaha Malaysia saat bertemu dengan pengusaha dan pejabat Pemprov Jateng yang tergabung dalam Malaysia-Indonesia Business Council( MIBC), 10-12 April lalu. “Sebagai wujud keseriusan tersebut, mereka akan datang lagi ke sini (Semarang) untuk melihat lebih rinci pengelolaan sampah yang ada di Jatibarang. Rencananya mereka datang pada Oktober mendatang,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Edison Ambarura kemarin. Kedatangan para pengusaha Malaysia untuk kedua kalinya ke Semarang tersebut tidak dengan agenda penandatanganan kerjasama dan belum mengarah pada nilai investasi yang akan ditanam. Namun tinjuan berulang ke tempat yang sama dapat menjadi indikasi positif keseriusan minat investasi bisnis sampah.“Tentunya sebelum mengarah ke MoU mereka ingin lebih rinci melakukan penjajagan. Di awal kedatangan mereka pada 2012 lalu mungkin baru penjajagan awal sehingga perlu ada survei yang lebih detil,” papar Edison. Potensi bisnis yang akan digarap dalam investasi pengelolaan sampah ini dinilai pengusaha Malaysia punya prospek yang cerah untuk dikembangkan di pasar Indonesia dan Malaysia. Kondisi tersebut ditunjang kondisi geografis dan ekonomi Jateng yang merupakan basis pertanian. Demikian juga dengan Malaysia. “Ada beberapa produk yang bisa dihasilkan dari pengelolaan sampah. Salah satu yang dilirik adalah produk pupuk,” ujarnya. Selain pengelolaan sampah, dalam pertemuan 10-12 April itu juga disinggung adanya peluang kerja sama di bidang real estatedan lapangan golf. “Yang menawarkan Kabupaten Semarang. Dan rencananya selain sampah di Jatibarang, para pengusaha Malaysia juga akan datang ke Ungaran untuk melihat rencana bisnis yang ditawarkan itu,” tutur Edison. Edison menambahkan, seiring masih berpengaruhnya reses ekonomi di belahan Eropa yang berimbas pada menurunnya daya beli negara tujuan, Pemprov Jateng terus berupaya mencari terobosan agar aktivitas ekspor tidak terlalu berpengaruh. Selain memperkuat pasar domestik, Disperindag juga tengah intensif mencari pasar internasional baru. Diharapkan dengan penjajagan dengan Malaysia, peluang adanya pasar baru untuk produk ekspor Jateng akan makin terbuka. Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng Yuni Astuti menyatakan banyak potensi ekonomi di Jateng yang bisa dikerjasamakan di forum MIBC. Tidak hanya penanaman modal, potensi lain yang bisa digarap pengusaha Negeri Jiran di antaranya di sektor perdagangan dan pariwisata. “Potensi wisata di Kota Semarang, produk garmen di Kabupaten Semarang ataupun potensi lahan untuk kawasan industri di wilayah Kabupaten Kendal,“ tandasnya. agus joko Post Date : 15 April 2013 |