|
DEMAK - Belasan ribu pengungsi korban banjir di Kecamatan Mijen dan Wedung, Demak, kemarin, sudah pulang ke rumah menyusul genangan air yang surut. Aktivitas mereka seharian disibukkan dengan membersihkan perabot rumah tangga yang terendam lumpur. Ny Suratman (51), warga RT 1/RW 7 Desa/Kecamatan Mijen mengatakan, sudah dua hari ini, genangan air surut. Aliran listrik yang dipadamkan selama sepekan, sudah menyala Minggu (14/4) sore. Praktis para korban banjir ini meninggalkan tempat pengungsian dan pulang ke rumah mereka. Meski begitu, derita korban banjir ini tidak berhenti. Mereka dihadapkan krisis air bersih lantaran aliran PAM belum lancar sepenuhnya. Alhasil mereka membersihkan perabot dan pakaian yang terendam lumpur dengan limpasan air sungai yang masih menggenangi saluran. ''Mau bagaimana lagi, adanya air kotor ini dan semua pakaian terendam lumpur,'' katanya. Jemur Gabah Sudirman (60), warga RT 2/RW 1 Desa Jleper Kecamatan Mijen memanfaatkan surutnya air dengan menjemur gabah di atas jalan berbeton. Sebanyak 2,5 ton gabah yang dipanen 1,5 bulan lalu, dibiarkan terendam di dalam rumah hampir selama sepekan. Informasi yang disampaikan warga Dukuh Ngemplak, harga gabah yang terendam banjir anjlok dari Rp 440/kg menjadi Rp 320/kg. Harga yang merosot ini disebabkan kualitas gabah yang menurun, baik warna, rasa dan berat. Berdasarkan pantauan di lapangan, hanya Desa Jleper yang masih tergenang dengan ketinggian air berkisar 10-30 cm. Dapur umum dan tenda pengungsian yang menempati tanggul-tanggul sungai telah dibongkar. Sementara itu, Jalan Raya Mijen yang menjadi akses penghubung Demak dan Jepara sudah surut dari genangan. Kendaraan roda dua maupun roda empat sudah melintasi jalan tersebut. Meski begitu, Kepala Unit Perhubungan Wilayah Semarang Dishubkominfo Jateng Imam Santoso mengatakan, secara resmi, lalu lintas kendaraan dari arah Simpang Trengguli, Demak yang menuju Welahan, Jepara masih ditutup. Kendati rambu pengalihan rute telah disingkirkan, kata dia, hal itu bukan kebijakan dari pihaknya. Begitu pula dengan pengendara yang nekat melintasi Jalan Raya Mijen, sepenuhnya itu inisiatif warga sendiri. ''Secara resmi, kami belum membuka akses jalan dari Kecamatan Mijen menuju Welahan, Jepara. Dengan pertimbangan, bahwa tanggul yang jebol belum ditutup,'' tukasnya. (J9-64) Post Date : 16 April 2013 |