|
YOGYAKARTA – Masyarakat dari berbagai daerah di Provinsi DIY dilatih untuk melakukan daur ulang sampah. Langkah ini untuk mengubah kebiasaan buruk dalam membuang sampah sekaligus menghasilkan nilai tambah. Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Lingkungan BLH Yogyakarta Ika Rostika mengungkapkan,musibah bisa muncul bila sampah tidak dikelola secara benar, seperti yang pernah terjadi di TPA Loewigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 silam. Untuk itu, paradigma masyarakat dalam membuang sampah perlu diubah. Sampah sebelum dibuang, katanya, harus dipisahkan antara yang organik dan anorganik. Sebagian sampah anorganik kemudian juga bisa dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai guna. “Bila didaur ulang,sampah itu juga memiliki nilai ekonomis.Untuk itu kita juga berikan pelatihan pengolahan sampah,” paparnya kemarin. Pelatihan diberikan di antaranya dalam bentuk pembuatan briket arang sampah, pakan ternak silase sampah, pengolahan plastik menjadi minyak maupun styrofoam. Kegiatan tersebut bagian dari acara peringatan Hari Peduli Sampah 2013 yang dipusatkan di Gedung Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Selain pelatihan daur ulang,dilakukan pameran kreasi hasil daur ulang sampah dan aksi pungut sampah. Warga dari komunitas pedagang kaki lima(PKL) tukangparkir,danjejaring pengolahan sampah mandiri bersama-sama membersihkan sampah di Kota Yogyakarta, dimulai dari Benteng Vredeburg hinggaTBY. Kepala Bidang Sampah BLH Yogyakarta Irfan Susilo sebelumnya memaparkan, jumlah sampahyangterkumpuldandibuang di TPA Piyungan dari kota Yogyakarta mencapai 230–250 ton per hari. Dalam musim liburan jumlah itu akan mengalami peningkatansekitar15ton. Sebagai langkah pengurangan jumlah volume sampah itu,BLH Kota Yogyakarta terus berupaya memperbanyak pembentukan kelompok peduli sampah mandiri. muji barnugroho Post Date : 22 Februari 2013 |