2015, Bali Diprediksi Krisis Air Bersih

Sumber:Vivanews - 04 Mei 2011
Kategori:Air Minum

VIVAnews - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bali, Tjokorda Ngurah Pemayun memprediksi akan terjadi krisis air pada tahun 2015 di Bali, khususnya Bali Selatan yang meliputi Badung dan Denpasar.

"Kami memprediksi demikian [krisis air]," katanya, saat ditemui dalam acara pengukuhan anggota TKPSDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air) Wilayah Sungai Bali-Nusa Panida, Rabu 4 Mei 2011.

Dikatakan, krisis air tersebut terjadi lantaran dipicu beban kepadatan tinggi dan ketiadaan dukungan alam. "Apalagi daya dukung dan daya tampung sangat terbatas. Itu yang menyebabkan prediksi krisis air semakin menguat," tambahnya.

Sementara ini, kata pria yang akrab disapa Tjok Pemayun itu, pihaknya memiliki alternatif solusi untuk pemecahan persoalan tersebut. Antara lain adalah adalah menyalurkan air dari Tukad Unda yang berada di Kabupaten Klungkung untuk disalurkan ke daerah sekitar dan Kabupaten Karangasem termasuk Bali Selatan.  Ia tak hapal berapa kebutuhan dan air yang tersedia saat ini.

"Saat ini kami mencoba menginvetarisasi investor yang berminat membantu membuat studi kelayakan untuk menyalurkan sumber-sumber air ke Bali Selatan," paparnya. "Sumber kita lemah, maka sementara itu yang kita lakukan sambil menunggu kesiapan investor. Kita tidak pernah menyiapkan dan memikirkan carring capasity sebelumnya, sekarang baru ribut," tambahnya.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Suharto Sarwan, mengatakan bahwa persoalan air terkait penyediaaan dan kebutuhan terhadap air. "Kebutuhan meningkat, tetapi penyediaan itu tetap. Maka timbul krisis tersebut," katanya. Sementara hujan saat ini  tidak mudah diprediksi. "Sekarang ini tidak bisa diprediksi. Musim hujan bisa pendek, bisa panjang. Maka perlu ada pengelolaan yang lebih baik, bagaimana air bisa ditampung dan ada konservasi, di hulu dan hilir seperti apa," sarannya.

Untuk itu, ada 5 tugas yang dilakukan yaitu, konservasi, pendayagunaaan, perbaikan mata air yang rusak, pelibatan masyarakat untuk ikut menjaga dan penyediaan sistem informasi yang cukup untuk masyarakat. "Kelima aspek ini yang harus dilaksanakan," jelasnya.

Anggota Dewan Daerah Walhi Bali, Ni Nyoman Sri Widhianti, memetakan kebutuhan air di Bali Selatan saat ini dialokasikan untuk sarana pendukung pariwisata seperti hotel dan restoran. "Penggunaan air di Bali Selatan lebih banyak untuk sektor pariwisata. Kebutuhan mereka sangat banyak," jelasnya.

Solusi penyaluran air dari Tukad Unda merupakan solusi terbaik, lantaran air di sana terus mengalir ke laut. Hanya saja, harus ada teknologi canggih untuk merealisasikan gagasan tersebut. "Makanya harus ada penelitian terlebih dahulu. Karena air itu nantinya akan ditampung dulu baru diolah dan disalurkan," paparnya. Arry Anggadha



Post Date : 04 Mei 2011