2013, PDAM Olah Air Kotor

Sumber:Jawa Pos - 03 November 2009
Kategori:Air Minum

MALANG - Masyarakat Kota Malang tak selamanya menikmati murninya air pegunungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang punya rencana mengolah air sungai untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Kota Malang. Rencana itu akan dijalankan mulai 2013.

Rencana pengolahan air sungai itu sebagai salah satu alternatif ketika debit air PDAM dari mata air Wendit habis terpakai. Sisa pasokan air per 2009 dari mata air Wendit tinggal 300 liter per detik, setara dengan 30 ribu pelanggan baru.

"Salah satu alternatifnya adalah mengolah air kotor menjadi air bersih. Cadangan kita diprediksi habis 2013 nanti," ungkap Teguh Cahyono, Direktur Teknik PDAM Kota Malang di pelataran gedung dewan, kemarin.

Di Kota Malang ada lima sungai yang melintas, dimulai dari utara ke selatan. Ada Sungai Metro, Sungai Brantas, Sungai Bango, Sungai Amprong, dan Sungai Sukun. Sungai-sungai itu hulunya berasal dari pegunungan yang ada di sekitar Malang.

Setiap tahun air sungai terus mengalir dan tidak pernah mengering. Di waktu musim hujan, sungai-sungai itu berfungsi sebagai sungai hujan. Air sungainya meluap karena limpahan air hujan. Sungai mengalirkan air ke bagian hilir. "Nanti kita hitung efisiensi, biaya produksi, dan nilai ekonomisnya," kata Teguh.

Pertumbuhan pelanggan PDAM dalam setahun diperkirakan lebih kurang 5.000 sambungan baru. Pertumbuhan sambungan baru tergantung dari dua faktor. Yakni potensi air dan calon konsumen. Saat ini, potensi air masih ada dan potensi konsumen selalu ada. Mengingat pertumbuhan properti di Kota Malang seperti tak lekang oleh krisis.

Kecepatan pertumbuhan sambungan baru, lanjut Teguh, juga terdorong oleh stimulus fiskal yang diberikan APBN kepada PDAM se-Indonesia. PDAM Kota Malang pada 2009 ini mendapatkan stimulus Rp 5 miliar untuk 5.000 pelanggan. Dengan stimulus fiskal itu, maka biaya sambungan baru yang wajib dibayar oleh calon pelanggan Rp 1 juta yang seharusnya Rp 1,250 juta. Ada subsidi dari negara Rp 250 ribu per pelanggan. "Tahun 2013 itu sudah dekat lho. Tinggal tiga tahun lagi," katanya.

Selain memanfaatkan air sungai, imbuh Teguh, PDAM juga mencari alternatif sumber air lain. Yakni dengan pengeboran air bawah tanah (ABT). Termasuk mencari mata air baru di pegunungan yang masuk wilayah Kota Batu dan Kabupaten Malang. Khusus untuk lokasi mata air alternatif, sementara belum bisa disebutkan untuk kepentingan keamanan.

Bisa jadi, katanya, semua alternatif itu dipakai agar pasokan air ke warga Kota Malang terjamin hingga puluhan tahun. Jaminan itu penting karena air adalah kebutuhan vital setiap daerah. "Untuk prioritasnya, kita hitung dululah nilai ekonomis masing-masing alternatif itu," kata Teguh. (yos/abm)



Post Date : 03 November 2009