SEMARANG (SINDO) – Gubernur Jateng Bibit Waluyo meminta Wali Kota Semarang Soemarmo HS menyelesaikan tiga pekerjaan rumah yang selama ini membelit Semarang. Tiga persoalan itu antara lain penanganan banjir dan rob,penerangan jalan,dan peningkatan kualitas jalan.
Dalam penanganan banjir,stigma Semarang kaline banjir harus dihapus. Bibit sangat mendukung program andalan Soemarmo di persoalan itu, seperti proyek Waduk Jatibarang, normalisasi Sungai Banjirkanal Barat, kolam retensi, dan polder. “Untuk penerangan tidak ada kesan redup atau remang-remang. Mosok alun-alun Semarang meh podo karo Kabupaten Magelang.
Opo gak isin,” kata Bibit saat memberi pengarahan kepada 177 pejabat Pemkot Semarang di Gedung Kelurahan Gunungpati,Kecamatan Gunungpati,kemarin. Menurut dia, Pemkot Semarang harus bekerja keras agar bisa mewujudkan kota yang bersinar, elok serta bebas dari persoalan banjir dan rob. Sebagai ibu kota provinsi, lanjut Bibit, pembangunan di Semarang harus lebih baik dari daerah lainnya.
“Saat saya menjabat gubernur, Jalan Pahlawan kumuh,ono ceker pithik, gombal teng slawir, kalau malam hari tidak gemebyar, rob terus datang. Ini kota bukan ndeso,”ungkap Bibit. Terkait kondisi jalan, mantan Pangkostrad ini tidak ingin kondisi ruas jalan di Kota Semarang berlubang. Dengan mulusnya jalan, setidaknya bisa mendorong iklim investasi di kota ini. “Saya bersyukur sekarang ini pembenahan sudah terasa. Kemarin saya baru terima Dubes RI untuk Singapura.
Dia (dubes) menyatakan kalau Semarang sekarang ini tengah berbenah.Ada kebanggaan tersendiri bagi kita. Tidak seperti dulu,ada pesona Asia. Apanya yang pesona ?”katanya. Bibit menekankan kepada seluruh pejabat di kota mulai lurah, camat hingga kepala dinas terus menjaga soliditas dan kepatuhan internal PNS pemkot dalam pelaksanaan pembangunan.
“Mengacu aturan, sudah jelas ada penjenjangan mulai lurah taat pada camat, camat pada wali kota,wali kota kepada gubernur, dan terus ke presiden,”papar Bibit. Gubernur yang punya gaya bicara ceplas-ceplos ini menjelaskan, loyal kepada pimpinan yang dimaksud bukan dalam konteks negatif seperti pemberian upeti atau lainnya. Dia tidak bisa menoleransi adanya pemotongan anggaran pembangunan untuk diserahkan ke pejabat di atasnya.
Hal itu dapat menyebabkan menurunnya kualitas program pembangunan dan berimbas pada buruknya pelayanan publik. “Jangan berpikiran setiap pejabat dapat feedari proyek.Opo maneh motongi dana program. Ini untuk (disetorkan) Pak Wali,Pak Ka Dinas. Kalau sampai ketahuan, akan saya jewer, masukkan bui,” tandasnya.Wali Kota Soemarmo HS menjelaskan, acara ini dimaksudkan untuk memberi suntikan motivasi kinerja kepada aparaturnya.
Dengan adanya pengarahan langsung dari orang nomor satu di Jateng itu, diharapkan terjalin sebuah komunikasi dan koordinasi mulai dari tingkat bawah hingga pusat sehingga ada sinergi kinerja antarpegawai dalam pelaksanaan program pembangunan. (agus joko)
Post Date : 31 Desember 2010
|