DINAS Kebersihan DKI optimistis, tahun 2011 Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang akan menghasilkan listrik sebesar 26 MW. Sebab, saat itu semua mesin akan berfungsi sempurna.
Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Muhammad Natsir mengatakan, saat ini Bantar Gebang baru mampu menghasilkan listrik 2 Megawatt, dan diprediksi akan meningkat menjadi 4 Megawatt, September 2010. TPST Bantar Gebang merupakan sistem pengolahan sampah menjadi tenaga listrik berskala besar pertama di Indonesia. Awal 2010, kata Natsir, TPST Bantar Gebang telah memasang dua gas engine, fuel skid, flare stack, dan trafo. Seluruhnya akan dioperasikan penuh tahun 2011 dan akhirnya bisa menghasilkan listrik sebesar 26 MW.
Natsir membentangkan data, setiap hari DKI membuang sampah ke Bantar Gebang sebanyak 5.500 ton. "Dengan tipping fee sebesar Rp103.000 per ton. Harga itu sudah naik sejak Januari dari harga sebelumnya Rp98.000," katanya, Kamis (1/7).
Ia mengungkapkan, tipping fee itu dibagi untuk pengelola Bantar Gebang dan Pemkot Bekasi, sebab Bantar Gebang berlokasi di Bekasi. Bantar Gebang yang dimiliki Pemprov DKI seluas 110,3 hektare diapit tiga kelurahan: Kelurahan Ciketik Udik, Kelurahan Cikiwul, dan Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi.
Bantar Gebang mulai dioperasikan Agustus 1989, dan menjadi satu-satunya tempat pembuangan akhir sampah yang dimiliki DKI. Tahun 2008, Pemprov DKI--melalui Dinas Kebersihan--melakukan tender investigasi peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan dan pengoperasian tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Kontrak pengelolaan TPST Bantar Gebang diberikan kepada PT Godang Tua Jaya dan PT Navigat Organic Energy Indonesia dengan jangka waktu 15 tahun. TPST tersebut menerapkan teknologi pengolahan sampah yang disebut GALFAD (Gasification, Landfill, an-Aerobic Digestion). Teknologi itu dinilai mampu melakukan komposting, daur ulang, dan pembangkitan listrik sebesar 26 MW.
"Saat ini kita sudah bisa menghasilkan listrik 2 Megawatt. September, kita siap menghasilkan 4 Megawatt," kata Direktur Utama PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI), Agus Nugroho.
Agus mengatakan, ada dua mesin gas engine yang telah terpasang dan menyusul dua mesin lagi yang akan dipasang September datang. "Saat ini ada dua mesin yang masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, sedang kami urus perizinannya," katanya.
Dijelaskan, ada beberapa tahapan sampai pembangkit listrik beroperasi, yakni pengisian sampah melalui sanitary landfill untuk menghasilkan gas metan sebagai bahan bakar utama memutar generator. Fauzan Hilal
Post Date : 02 Juli 2010
|