Warga Akhirnya Dapat Air

Sumber:Kompas - 27 Februari 2013
Kategori:Air Minum
Lingga, Kompas - Warga Senayang, Lingga, Kepulauan Riau, akhirnya mendapatkan akses air bersih. Warga sudah menanti sedikitnya 10 tahun sejak Kabupaten Lingga berdiri pada 2003. Kini, mereka tinggal menanti listrik menyala 24 jam.

Salah seorang warga, Juhari, menuturkan, selama ini mereka harus berjalan sedikitnya 200 meter dari rumah untuk mengambil air saat musim hujan. Saat kemarau, perjalanan lebih jauh lagi. Sebab, rumah-rumah warga mayoritas berada di atas laut. ”Kami sudah bertahun-tahun menanti kapan air tawar bisa mengalir ke rumah,” ujarnya, Selasa (26/2), di Lingga.

Hal senada disampaikan warga lain, Junaidi. Ketersediaan air bersih di rumah adalah salah satu impian warga saat Kabupaten Lingga terbentuk. ”Setelah 10 tahun berdiri, akhirnya mimpi kami segera terwujud,” ujarnya.

Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan, pemerintah provinsi sudah membangun waduk berkapasitas 100 meter kubik di Senayang. Da- ri waduk lalu dibangun instalasi ke perkampungan. ”Waduk dibiayai provinsi. Pembangunan instalasi ke rumah warga tanggung jawab kabupaten,” ujarnya.

Waduk sudah selesai dibangun. Instalasi ke rumah warga dalam proses pembangunan. ”Pertengahan tahun ini harus selesai dibangun,” tuturnya. Setelah waduk, lanjut Sani, tinggal menunggu listrik bisa menyala 24 jam. Sekarang, listrik hanya menyala rata-rata lima jam per hari mulai pukul 17.00.

Hambatan utama penyediaan listrik tanpa henti adalah ketersediaan solar. Pembangkit untuk Senayang masih berbahan bakar solar. Padahal, pasokan solar ke wilayah itu tidak lancar. ”Selain dengan PLN, perlu koordinasi dengan Pertamina untuk penyediaan solar,” ujarnya.

Penyediaan listrik untuk daerah kepulauan memang tidak mudah. Selain pasokan bahan bakar, distribusi listrik juga butuh biaya besar. Jaringan kabel antarpulau membutuhkan biaya pembangunan yang besar. Selain itu, penduduk tidak terkonsentrasi di salah satu kawasan. Akibatnya, dibutuhkan biaya makin besar untuk distribusi. ”Soal infrastruktur diselesaikan bertahap. Karena anggaran terbatas, tidak bisa diselesaikan semua sekaligus,” tutur Sani. (RAZ)

Post Date : 27 Februari 2013