20 Tahun Warga Sijeruk Kekurangan Air Bersih

TEMANGGUNG-Warga Dusun Sijeruk, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Temanggung mengalami kekurangan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka setiap hari harus mengambil air dari sumber yang berjarak 1,5 kilometer dari dusun. Ironisnya, aktivitas ini telah mereka jalani selama lebih dari 20 tahun.

Sewaktu musim hujan, masyarakat hanya mengandalkan bak penampungan, yang umumnya sengaja dibangun di belakang rumah untuk menampung air hujan. ”Kami pernah mencoba membuat sumur, tapi meski sudah digali hingga kedalaman 30 meter, airnya tetap tidak keluar,”kata Tuminah (42), salah satu warga. Bahkan, tidak jarang mereka harus membeli air untuk mencukupi kebutuhan.

Jika musim kemarau tiba, mereka pun terpaksa menyusuri tebing-tebing curam sejauh 1 kilometer untuk mendapatkan air dari Tuk Sebayan. Sungkowo (49), warga lain menuturkan meski rute yang harus ditempuh agar bisa sampai ke Tuk Sebayan tergolong berbahaya, namun mereka acap mengacuhkan.

Paling Memadai

Alasannya, di antara beberapa sumber air yang ada di sekitar, debit di tuk itulah yang dinilai paling memadai. ”Memang berbahaya, tapi mau bagaimana lagi. Hanya itu satu-satunya sumber di dekat  sini yang debitnya selalu melimpah, saat musim kemarau juga tidak pernah kering,”ujarnya.    

Dia mengaku selama ini belum pernah ada kegiatan droping air bersih ke wilayahnya. Bahkan droping yang diadakan tahun ini di dusun yang dihuni 53 KK itu juga atas inisiatif dari seorang warga luar. ”Kami tidak tahu kalau ada droping semacam ini,”imbuhnya.

Eko Joko, staf Kantor Perlindungan Masyarakat (Linmas) Temanggung yang ikut memantau pelaksanaan kegiatan droping di Dusun Sijeruk, kemarin, mengatakan pihaknya telah berupaya cukup maksimal untuk membantu masyarakat dalam mengatasi kritis air bersih. Menurutnya, Kantor Linmas telah meminta kepada seluruh Kasie Tiblinmas agar segera mendata daerah yang berpotensi rawan kekurangan air bersih. (J1-64)

Post Date : 08 Juli 2008