20 Persen Saluran Air Hilang

Sumber:Kompas - 09 Maret 2011
Kategori:Drainase

jakarta, kompas - Sebanyak 20 persen dari sekitar 200 saluran air penghubung di Jakarta Barat hilang tertutup bangunan, baik permanen maupun nonpermanen. Akibatnya, daerah-daerah di sekitarnya rawan banjir dan genangan saat hujan atau limpasan rob.

Salah satu wilayah terparah terdapat di RW 02, Kapuk, Kecamatan Cengkareng, yang sudah terendam air selama lebih dari 10 tahun atau dikenal sebagai Kampung Apung. ”Saluran air di sekitar tempat itu sudah tertutup bangunan semua. Ada yang saya temukan saluran air itu di bawah dapur rumah orang,” kata Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat Heryanto, Selasa (8/3).

Rencananya air yang menggenang di RW 02 akan disedot dengan pompa untuk dialirkan ke Kali Angke. Dua pompa berkapasitas 300 liter per menit akan dipasang tahun 2012 untuk menyedot air di kampung itu.

Di wilayah Kamal, Cengkareng, banyak juga saluran air yang tertutup bangunan. Ditambah air laut yang masuk ke wilayah itu saat pasang, jalan-jalan di sekitarnya menjadi sering tergenang. Pompa air juga akan dipasang di wilayah tersebut agar air bisa dialirkan ke Kali Semongol yang langsung mengalir ke laut.

Sejak Senin, petugas Sudin PU Tata Air juga telah membongkar ratusan bangunan di atas saluran air di wilayah Kecamatan Tambora. Pembongkaran akan dilanjutkan pada Rabu ini di saluran air Bandengan Utara sepanjang sekitar 2 kilometer.

Tidak terurus


Camat Tambora Isnawa Adji mengatakan, selama puluhan tahun saluran air di sejumlah daerah di wilayahnya tidak terurus. Warga membangun bengkel atau warung di atas saluran tersebut sehingga tersumbat. Jembatan-jembatan inrit (penutup saluran air) akan dihancurkan.

”Air sudah sejajar dengan jalan sehingga kalau hujan sedikit, pasti terjadi genangan. Airnya pun kotor, berwarna hitam, sehingga rawan menyebarkan penyakit dan bisa merusak jalan,” ujar Isnawa.

Selain bangunan dibongkar, sampah di saluran air juga akan dikeruk. Warga diberi kesempatan untuk membongkar sendiri bangunan miliknya. ”Kami sudah beri peringatan tiga kali. Kalau mereka masih bertahan, ya, kami bongkar,” katanya.

Sekitar 315 personel dari Sudin Tata Air, Satpol PP Kecamatan Tambora, Kepolisian, dan Koramil dikerahkan untuk pengamanan pembongkaran.

Tahun 2011, Sudin PU Tata Air Jakarta Barat mengusulkan normalisasi 95 saluran air penghubung di delapan kecamatan. Di setiap kecamatan dipilih 10 lokasi yang paling rawan, kecuali di Cengkareng (15 lokasi) dan Grogol Petamburan (20 lokasi). Total panjang saluran yang akan dinormalisasi mencapai 34,355 kilometer.

Tahun 2008-2010, telah dilakukan normalisasi saluran air penghubung di 120 lokasi di delapan kecamatan.

”Tahun ini normalisasi saluran air bisa memakan waktu lebih lama karena anggaran turun 25 persen dibandingkan tahun lalu, dari Rp 115 miliar menjadi Rp 80 miliar,” ujar Heryanto.

Selanjutnya, diharapkan bangunan-bangunan yang berdiri di atas saluran air jalan arteri dan jalan protokol juga bisa dibongkar. (fro)



Post Date : 09 Maret 2011