20 Juta Meter Kubik Air Hilang Per Bulan

Sumber:Kompas - 29 Oktober 2008
Kategori:Air Minum

JAKARTA, KOMPAS - Setiap bulan, Perusahaan Air Minum Jaya kehilangan sekitar 20 juta meter kubik air. Air yang seharusnya mengalir ke konsumen di seluruh DKI, ternyata masih banyak yang terbuang karena kebocoran jaringan ataupun pemanfaatan ilegal.

”Di Pam Lyonnaise Jaya atau Palyja, dengan total jumlah produksi air rata-rata per bulan 20 juta meter kubik, 44 persennya hilang atau air keluar tetapi tidak menambah pendapatan perusahaan. Di Aetra, tingkat produksi mencapai 22 juta meter kubik air per bulan dan 50 persennya hilang,” kata Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, Haryadi Priyohutomo, Selasa (28/10).

Direktur Hubungan Eksternal dan Komunikasi Aetra Rhamses Simandjuntak menambahkan, kehilangan air dikarenakan faktor fisik atau teknis dan nonfisik atau komersial. Faktor fisik terkait dengan kebocoran atau kerusakan pada pipa-pipa jaringan dan instalasi menyebabkan air terhambat sampai ke konsumen. Kerusakan jaringan dipengaruhi faktor usia dan faktor alam. Saat ini, masih terdapat instalasi jaringan buatan tahun 1922 dan tetap digunakan. Di sisi lain, sebagian tanah di DKI labil sehingga mempermudah pengeroposan pipa, baik bagian jaringan pipa lama maupun yang baru satu-dua tahun dipasang.

”Faktor nonfisik yang memengaruhi terjadinya kehilangan air, antara lain, pencurian dan sambungan ilegal. Pelaku pencurian air atau sambungan ilegal tidak hanya terbatas warga miskin di pinggiran kota, tetapi juga orang kaya dan tempat-tempat usaha. Cakupan wilayahnya pun nyaris merata di lima wilayah di Jakarta,” kata Rhamses.

Terkait tingginya tingkat kehilangan air, baik Palyja maupun Aetra terus meningkatkan kualitas jaringan dan memerangi pencurian. Upaya yang dilakukan, antara lain, memperbaiki dan mengganti jaringan serta merazia rutin dan menindak praktik-praktik pencurian. Upaya ini cukup berhasil, Palyja sudah bisa menekan angka kehilangan air dari 50,6 persen pada tahun 2005 menjadi 44 persen. Sedangkan Aetra mampu mereduksi jumlah kehilangan air hingga 5 persen selama satu tahun terakhir.

”Workshop”

Kehilangan air menjadi faktor utama penghambat pelayanan PAM Jaya terhadap konsumen yang kini mencapai 62 persen dari 7 juta penduduk Jakarta.

Haryadi Priyohutomo mengatakan, dengan latar belakang tersebut, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan workshop bertema ”Kehilangan Air”, 29-30 November, di Ancol.

”Hadir sebagai pembicara utama Prof Dr Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, presentasi hasil penelitian masalah air minum di Indonesia oleh Suez Environment dari Perancis, serta tiga direktur PDAM dari Surabaya, Medan, dan Palembang yang sukses menurunkan tingkat kehilangan air di wilayah kerja masing-masing,” ujar Haryadi. (NEL)

 



Post Date : 29 Oktober 2008