|
BOYOLALI (SINDO) – Sedikitnya 20 desa yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Boyolali mengalami krisis air bersih. Warga harus mencari sumber air yang lokasi sangat jauh dari tempat tinggal mereka. Tiga Kecamatan itu,yakni Kemusu, Wonosegoro, dan Juwangi. Di Kemusu terdapat 11 desa yang mulai kekurangan air bersih, meliputi Desa Klewor, Kedungrejo ,Kedungmulyo, Genengsari, Sarimulyo, Watugede ,Kendel,Kemusu, Wonoharjo, Guwo, dan Kauman. Sementara di Wonosegoro terdapat delapan desa, yakni Desa Bojong, Bengle, Bercak, Gunungsari, Garangan, Jatilawang, Kalinanas, dan Desa Gilirejo. Di Juwangi hanya terdapat satu desa yang mengalami krisis air bersih, yakni Sambeng. Tiga kecamatan tersebut masuk dalam daftar 14 daerah rawan kekeringan, yakni Ampel, Selo,Cepogo,Musuk,Mojosongo, Wonosegoro, Juwangi, Kemusu, Klego,Andong, Karanggede, Simo, Sambi, dan Nogosari.Hanya lima kecamatan di Boyolali yang tak masuk peta rawan kekeringan, yaitu Boyolali,Teras, Banyudono,Sawit,dan Ngemplak. Menurut Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali Tri Widodo, tiga kecamatan yang mengalami krisis air bersih tersebut sudah mengajukan permintaan bantuan dropping air bersih ke pemkab. ”Langkah ini untuk meringankan beban warga dalam mendapatkan air bersih. Kami berharap dengan adanya dropping air,warga tidak lagi kesulitan mendapatkan air,”kata dia kemarin. Dia mengungkapkan, krisis air bersih ini terjadi karena musim kemarau tiba. Diperkirakan, puncak kekeringan terjadi September mendatang. Kendati telah ada data mengenai jumlah desa yang mulai kekurangan air bersih, Bagian Kesra tidak mendata detail soal jumlah jiwa yang terkena dampaknya. Dijelaskan, dalam melayani permintaan dropping air bersih,pemkab melakukan kerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Badan Koordinasi Lintas (Bakorlin) Wilayah II Jateng.Sejauh ini,kata dia, baru dilakukan dropping sebanyak 32 tangki air bersih. ”Namun, wilayah Kemusu belum dilakukan dropping meski sudah kami koordinasikan supaya bisa secepatnya dilakukan,”tukasnya. Sementara itu,Camat Wonosegoro Karsino mengatakan, pihaknya telah mengajukan permintaan bantuan air bersih mencapai 10 tangki tiap desa. Namun, kata dia, itu belum dapat mencukupi kebutuhan air bersih seluruh warga. ”Untuk memenuhi kbutuhan sehari-hari, warga masih ada yang mengandalkan sumber air di sungai,” ujarnya. (angga rosa) Post Date : 07 Agustus 2008 |