Bandung Kekurangan Daerah Resapan Air

Sumber:tempo.co - 4 Februari 2014
Kategori:Air Minum

Untuk mememenuhi kebutuhan masyarkat akan air bersih, Kota Bandung memerlukan tambahan 1.300 liter air tanah per detik. Kekurangan stok air itu membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening, terpaksa mengatur jam penyaluran air ke masyarakat. 

"Masalah ini disebabkan oleh minimnya daerah resapan di Kota Bandung," kata Direktur Utama PDAM Tirtawening Pian Sopian kepada Tempo di Balai Kota Bandung, Senin, 03 Februari 2014.

Menurut Pian, saat ini perusahaannya hanya mampu menghasilkan 2.700 liter air per detik. Sedangkan kebutuhan air tanah masyarakat kota Bandung mencapai 4.000 liter per detik. "Sebenarnya ini tanggung jawab pemerintah kota sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 16 tahun 2005, bukan kami," kata Pian. 

Pian mengatakan, kekurangan stok air tanah tersebut disebabkan oleh minimnya daerah resapan di kota Bandung. Karena bentuk kota Bandung seperti cekungan, lokasi-lokasi resapan air terdapat di daerah hulu kota. Masalahnya, daerah hulu Kota Bandung seperti wiayah Dago Atas, mayoritas sudah dibeton, sehingga air hujan yang semestinya dapat diresap oleh tanah, justru terbuang ke sungai.

Jika air tanah tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat per hari, kata Pian, PDAM Tirtawening memanfaatkan air permukaan dan sumber mata air, sebagai penggantinya. Karena itu PDAM hingga kini belum dapat menyalurkan air bersih selama 24 jam kepada pelanggannya. "Terpaksa harus bergiliran, karena kami juga tidak mau ditinggalkan pelanggan" ujar Pian. 

Di kawasan Padasuka, misalnya  dalam dua hari, pelanggannya hanya bisa memperoleh air bersih selama dua jam. Kualitas airnya pun jelek, diduga akibat saluran pipa ada  yang bocor. Hal itu  dialami oleh Suparti, 65 tahun. Warga Kelurahan Cikutra itu, mengaku hanya memperoleh air bersih pada malam hari saja. "Itu pun airnya menguning dan tidak jernih," kata Dia saat berunjuk rasa di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Aceh, Bandung. 

Pembatasan pasokan air bersih itu sudah dirasakan Suparti sejak 3 bulan lalu. Selain itu, meteran air  terus berjalan, kendati  air tidak mengucur. Karena kesal terhadap leyanan PDAM, Suparti bersama ratusan warga daerah lainnya, siang tadi berunjuk rasa dihalaman gedung DPRD Kota Bandung. Mereka  meminta DPRD menegur PDAM Tirtawening yang tidak melayani pelanggannya secara profesional.



Post Date : 04 Februari 2014