Untuk
mememenuhi kebutuhan masyarkat akan air bersih, Kota Bandung
memerlukan tambahan 1.300 liter air tanah per detik. Kekurangan stok air itu membuat Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening, terpaksa mengatur jam penyaluran air ke
masyarakat.
"Masalah ini disebabkan oleh minimnya daerah
resapan di Kota Bandung," kata Direktur Utama PDAM Tirtawening Pian Sopian
kepada Tempo di Balai Kota Bandung, Senin, 03 Februari 2014.
Menurut Pian, saat ini perusahaannya hanya mampu
menghasilkan 2.700 liter air per detik. Sedangkan kebutuhan air tanah
masyarakat kota Bandung mencapai 4.000 liter per detik. "Sebenarnya ini
tanggung jawab pemerintah kota sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 16 tahun 2005,
bukan kami," kata Pian.
Pian mengatakan, kekurangan stok air tanah
tersebut disebabkan oleh minimnya daerah resapan di kota Bandung. Karena bentuk
kota Bandung seperti cekungan, lokasi-lokasi resapan air terdapat di daerah
hulu kota. Masalahnya, daerah hulu Kota Bandung seperti wiayah Dago Atas,
mayoritas sudah dibeton, sehingga air hujan yang semestinya dapat diresap oleh
tanah, justru terbuang ke sungai.
Jika air tanah tidak dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat per hari, kata Pian, PDAM Tirtawening memanfaatkan air permukaan dan
sumber mata air, sebagai penggantinya. Karena itu PDAM hingga kini belum dapat
menyalurkan air bersih selama 24 jam kepada pelanggannya. "Terpaksa harus
bergiliran, karena kami juga tidak mau ditinggalkan pelanggan" ujar Pian.
Di kawasan Padasuka, misalnya dalam dua
hari, pelanggannya hanya bisa memperoleh air bersih selama dua jam. Kualitas
airnya pun jelek, diduga akibat saluran pipa ada yang bocor. Hal
itu dialami oleh Suparti, 65 tahun. Warga Kelurahan Cikutra itu, mengaku
hanya memperoleh air bersih pada malam hari saja. "Itu pun airnya
menguning dan tidak jernih," kata Dia saat berunjuk rasa di Gedung DPRD
Kota Bandung, Jalan Aceh, Bandung.
Pembatasan pasokan air bersih itu sudah dirasakan
Suparti sejak 3 bulan lalu. Selain itu, meteran air terus berjalan,
kendati air tidak mengucur. Karena kesal terhadap leyanan PDAM, Suparti
bersama ratusan warga daerah lainnya, siang tadi berunjuk rasa dihalaman gedung
DPRD Kota Bandung. Mereka meminta DPRD menegur PDAM Tirtawening yang
tidak melayani pelanggannya secara profesional.
Post Date : 04 Februari 2014
|