|
[BANDUNG] Hujan yang terus mengguyur Kota Bandung dan sekitarnya sejak Selasa (20/2) siang hingga Rabu (21/2) pagi mengakibatkan 2.600 rumah di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, terendam banjir. Banjir yang rutin terjadi karena luapan Sungai Citarum setiap tahunnya sudah diantisipasi warga sehingga mereka waspada dan bergegas mengungsi. Namun hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah daerah setempat. Sekretaris Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Eep Syarif saat dihubungi Pembaruan, Rabu (21/2) pagi, menuturkan di wilayahnya tercatat ada 1.484 rumah yang terendam. Rumah-rumah tersebut dihuni 4.765 jiwa. "Mereka sudah mengungsi ke kantor kecamatan, masjid dan kantor-kantor pemerintahan lainnya semenjak tadi malam," katanya. Banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, ungkapnya, melanda sedikitnya 18 RW, mencakup delapan RW di Desa Dayeuhkolot, tiga RW di Desa Citeureup, tiga RW di Kelurahan Pasawahan dan empat RW di Desa Cangkuang Wetan. Ketinggian air yang terpantau di daerah genangan banjir tersebut bervariasi antara 30 sentimeter hingga satu meter. "Saat ini bantuan dari pemerintah daerah belum ada. Mungkin baru siang ini akan datang. Yang pasti, kami sangat membutuhkan bantuan berupa logistik makanan dan juga obat-obatan," ucap Eep. Sementara itu, di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, tempat pengungsian tersebar di Kantor Kelurahan Andir, GOR Baleendah, Kantor Kecamatan Baleendah, dan tenda-tenda yang disediakan di Taman Baleendah, serta masjid di Kampung Mekarsari sudah mulai dipenuhi warga. Totoy (35), warga Kampung Andir mengaku banjir kali ini merupakan yang terbesar ketiga kalinya sejak Desember tahun lalu. "Air tidak bisa ditahan lagi dengan tanggul. Saya khawatir kalau masih terus hujan selama tiga hari berturut-turut akan bertambah parah kondisinya," katanya saat dihubungi melalui telepon selular. Jalan Terputus Ketua Penanggulangan Bencana Alam Pemerintah Kabupaten Bandung Rachmat Kartasasmita mengungkapkan, saat ini jalan raya yang menghubungkan Baleendah-Rancamanyar, serta jalur Palasari-Cisirung-Dayeuhkolot masih terputus karena genangan air. "Sebelumnya memang sempat meluap juga ke jalan raya Banjaran-Dayeuhkolot, tapi sekarang sudah bisa dilalui dengan lancar," imbuhnya. Banjir terparah terjadi di tiga RW di Kampung Cieunteung-Mekarsari, Kelurahan Baleendah. Air dengan ketinggian antara satu hingga dua meter merendam lebih dari 600 rumah. Selain di Kampung Cieunteung, banjir juga terjadi di Kampung Ciputat, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah. Sedikitnya 580 rumah di tujuh RW masih tergenang banjir. Sedikitnya 774 keluarga atau 1.794 jiwa terancam banjir dan menunggu untuk diungsikan. Aparat kecamatan sejak Selasa (20/2) sore sudah menyiapkan beberapa tenda di taman kota Baleendah. Namun, proses evakuasi terhambat karena hujan lebat yang turun kemarin malam. Padahal, pemerintah setempat sudah menyiapkan tiga perahu karet untuk mengevakuasi penduduk. Camat Baleendah Terry Rusinda mengatakan, dia sudah mulai mengintensifkan petugas piket siaga. Meskipun demikian, sambungnya, belum ada warga yang mengungsi. "Kami sudah mengantisipasi dan menyiapkan dua tenda. Hanya saja warga tampak masih enggan untuk mengungsi dan memilih tinggal di rumahnya," tuturnya. Dia menambahkan, kecamatan sudah menyiapkan 250 kilogram beras, 10 dus mi instan, dan 10 dus ikan sarden dalam kemasan kaleng. "Kalau nanti ada pihak-pihak yang memberikan bantuan, kami berharap bisa juga memberikan bantuan ban dalam mobil truk, untuk melakukan evakuasi warga yang rumahnya di gang-gang sempit yang tidak bisa dijangkau perahu karet," katanya. [153] Post Date : 21 Februari 2007 |