BANDUNG, KOMPAS - Luapan Sungai Citarum yang naik secara mendadak, Sabtu (30/4) petang, menggenangi setidaknya 2.000 rumah di wilayah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Peristiwa itu terjadi karena Sungai Citarum yang mengalir di kawasan tersebut tidak mampu menampung volume air dari daerah hulu.
Menurut keterangan yang dihimpun Kompas, air mulai menggenangi permukiman warga di Majalaya sejak pukul 18.00. Sekitar 30 menit kemudian, ketinggian air yang menggenangi jalan dan permukiman mencapai 1,5 meter. Namun, pukul 19.00, air menyusut. Tidak lama berselang, banjir besar tersebut datang lagi dengan ketinggian lebih kurang dua meter.
Administrator Garda Caah Riki Waskito mengungkapkan, luapan air Sungai Citarum di wilayah Majalaya diduga berasal dari daerah Kamojang di Ibun. Adapun luapan berikutnya datang dari daerah Kertasari, lereng Gunung Wayang, yang merupakan hulu Sungai Citarum, sekitar dua jam perjalanan dari lokasi bencana. Sekitar pukul 17.00 terjadi hujan lebat di kawasan Kertasari dan sekitarnya.
Hingga Sabtu malam, belum diketahui secara pasti kondisi warga Majalaya yang terjebak banjir. Namun, relawan Garda Caah terus berupaya mengevakuasi para korban ke daerah yang lebih tinggi dan aman. ”Sebagian relawan juga menghalau pengguna jalan yang terjebak di jembatan untuk tidak nekat menerobos. Pasalnya, sangat berbahaya untuk menembus banjir yang deras arusnya,” kata Riki.
Riki mengkhawatirkan beberapa konstruksi tanggul yang dibuat dari karung pasir di beberapa titik di Majalaya bakal jebol akibat banjir bandang tersebut. Bila hal tersebut terjadi, genangan akan meluas dan bisa membahayakan warga.
Informasi dari Pos Pemantau Sungai Citarum, ketinggian air sungai itu pada pukul 19.30 tercatat mencapai 4,75 meter. Padahal, ketinggian air pada banjir besar tahun sebelumnya hanya 4,65 meter. Menurut petugas pos pemantau, Adang Suhendar, pihaknya akan terus melaporkan ketinggian air setiap 15 menit kepada relawan tanggap darurat melalui radio panggil untuk dilakukan penanganan terhadap warga.
Warga Majalaya lainnya, Deni Riswandani, mengatakan, banjir juga menggenangi dua kecamatan tetangganya, yakni Ibun dan Solokanjeruk. Luapan air sempat menggenangi akses jalan menuju Kecamatan Ciparay, tetapi tidak parah sehingga masih bisa dilalui kendaraan.
Kecamatan Majalaya berada di tepi kelokan Sungai Citarum dan berjarak sekitar 20 kilometer dari hulu sungai. Bila meluap, air melimpas ke permukiman warga di pinggir sungai. Kawasan ini juga merupakan sentra industri tekstil nasional. Di sana beroperasi sekitar 600 unit industri tekstil yang mempekerjakan lebih kurang 500.000 tenaga kerja. (eld)
Post Date : 01 Mei 2011
|