|
Sampah non organik di kawasan wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara dan sekitarnya mulai mengkhawatirkan. Sampah non organik yang semakin menumpuk dikhawatirkan membawa dampak negatif bagi lingkungan darat dan perairan. Sementara sampah organik diolah menjadi kompos sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Koordinator Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Wilayah Kerja Gili Matra ( Gili Meno, Air dan Trawangan) Zulkarnain Lubis kepada Global FM Lombok mengatakan, harus dilakukan sebuah upaya untuk mengolah sampah non organik di wilayah Gili Matra. ”Organiknya memang diolah langsung jadi kompos. Yang menjadi permasalahan sekarang botol sama plastik. Sampai teman-teman satgas eco trash sudah menyuarakan hal itu. Sampai-sampai tas kresek jangan diterima, tas plastik dan macam-macamnya itu sudah disuarakan” kata Zulkarnain. Zulkarnain Lubis mengatakan, sudah ada rencana dari sejumlah pihak untuk mengolah sampah non organik menjadi fiber. Selain itu muncul juga wacana dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Utara untuk mengoperasikan sebuah kapal untuk mengangkut sampah non organik dari Gili Matra menuju pulau Lombok. Namun beberapa rencana itu belum ada tindak lanjut. Ia menginginkan agar aktivis lingkungan atau pemerintah daerah sengaja mengundang pihak pengumpul sampah non organik seperti plastik maupun botol minuman ke wilayah Gili Trawangan dan sekitarnya. Pola seperti ini akan menguntungkan semua pihak, dimana wilayah Gili akan terbebas dari sampah non organik, sementara pengumpul sampah juga bisa menjual barang tersebut kepada pihak lainnya.
Post Date : 14 Juni 2013 |