|
Banjarmasin, Kompas - Setelah Kecamatan Tapin Selatan banjir dalam dua hari terakhir, sejak Sabtu (8/3), 182 keluarga atau sekitar 879 jiwa di Kecamatan Tapin, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, harus mengungsi karena rumah mereka terendam banjir dengan ketinggian lebih dari satu meter. Sedangkan di Grobogan, Jawa Tengah, 135 rumah di Desa Klitikan, Kecamatan Kedungjati, diterjang angin puting beliung, Jumat (7/3) pukul 17.30. Meski tidak ada korban jiwa, sepuluh rumah di antaranya rusak parah. Pengungsian warga Tapin berlangsung sejak Sabtu pagi. Tim Satkorlak dibantu petugas polisi dan TNI bahu-membahu membantu kegiatan evakuasi warga tersebut. Bupati Tapin Idis Nurdin Halidi ketika dihubungi Kompas di Rantau, ibu kota Kabupaten Tapin, Sabtu kemarin, mengatakan, banjir yang terjadi di Kecamatan Tapin Tengah tersebut merupakan kiriman dari Kecamatan Tapin Selatan. Hal ini terjadi karena wilayahnya lebih rendah. Adapun desa-desa yang terendam banjir di kecamatan tersebut yakni Sungai Bahalang ada 111 keluarga atau 587 jiwa, Papagan Makmur 60 keluarga atau 272 jiwa, Sukaramai 1 keluarga atau 5 jiwa, Paku Hilir ada 4 keluarga atau 13 jiwa, dan Pandahan ada 6 keluarga atau 21 jiwa. ”Meski air terus menyurut, namun posko banjir dan dapur umum tetap dibuka untuk melayani korban banjir,” katanya. Idis juga mengungkapkan, para korban banjir tersebut telah menerima bantuan dana Rp 50 juta dan bahan makanan dari Gubernur Kalsel Rudy Ariffin, yang sempat mengunjungi mereka, Sabtu. Dana itu untuk korban banjir di Kecamatan Tapin Tengah dan Selatan. Sebelumnya, banjir di Kecamatan Tapin Selatan melanda Desa Tatakan yang dihuni 129 keluarga atau 460 jiwa, Tandui ada 175 keluarga atau 443 jiwa, dan Suato 40 keluarga atau 121 jiwa. Selain itu, banjir juga merendam dua buah langgar, sebuah taman kanak-kanak, sebuah balai desa, dan sawah 150 hektar. Korban banjir di kecamatan ini sekarang sudah kembali ke rumah masing-masing. Puting beliung Sebanyak 135 rumah di Desa Klitikan, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, diterjang angin puting beliung, Jumat (7/3) sekitar pukul 17.30. Sepuluh di antaranya rusak parah. Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Kepala Desa Klitikan Nasikun menuturkan, munculnya angin puting beliung didahului dengan awan gelap yang bergerak dari arah utara ke selatan desa sekitar pukul 17.15. Tak lama kemudian, hujan es turun dengan besaran es sekitar satu kepal tangan orang dewasa, disusul hujan deras. ”Bersamaan dengan hujan deras itu, angin bertiup kencang dan berputar-putar. Angin itu merobohkan puluhan pohon dan merusak atap-atap rumah,” kata Nasikun. Suara angin yang menderu-deru itu membuat warga panik dan keluar rumah karena takut rumah roboh. Beberapa menit setelah itu, angin mereda tetapi warga tetap belum berani masuk rumah, menunggu hujan reda. (FUL/HEN) Post Date : 09 Maret 2008 |