|
Untuk melaksanakan program peduli lingkungan, SMP Negeri 3 Lubukbasung, Kabupaten Agam mengoperasikan bank sampah di sekolah tersebut. Kepala SMP 3 Lubukbasung, Firzal mengatakan, berdirinya bank sampah muncul dari inisiatif para siswa SMP Negeri 3 Lubuk Basung yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Bank sampah bermula dari keinginan sekolah untuk terus meningkatkan kualitas sekolah. Tidak hanya dari segi pendidikan atau prestasi, melainkan dari faktor lingkungan. "Kegiatan bank sampah sendiri dengan mengumpulkan sampah plastik yang terdiri botol dan gelas plastik. Kemudian, mengolah sampah organik yang terdiri atas daun-daunan dan sisa makanan," katanya kepada padangmedia.com, Rabu (8/5). Secara resmi, Bank Sampah SMP Negeri 3 Lubuk Basung telah mulai beroperasi semenjak Selasa (7/5) lalu. Dalam pelaksanaannya, bank sampah beroperasi dengan modal investasi dari setiap kelas sebesar Rp30.000 serta modal investasi dari OSIS. Selain itu, pada awal operasinya, bank sampah SMP Negeri 3 Lubuk Basung hanya memiliki modal Rp910.000. Modal sebesar itu digunakan untuk membeli sampah dari setiap nasabah dengan rincian, sampah plastik yang sudah dibersihkan dinilai Rp1.000 per kg dan sampah kertas Rp1.000 per kg. "Sampah-sampah itu nanti kita kumpulkan. Sampah yang bisa diolah, dalam bentuk daur ulang akan memupunyai nilai ekonomis. Bank sampah sendiri merupakan konsep pengumpulan sampah dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya Perbankan," tambahnya. Namun, yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Di lingkungan sekolah, setiap uang yang diperoleh dari hasil pengolahan sampah digunakan untuk kelestarian lingkungan. Program tersebut menindaklanjuti berbagai temuan yang dilakukan siswa, seperti pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak atau diolah menjadi barang-barang yang bermanfaat.
Post Date : 10 Mei 2013 |