17 Rumah Warga Terendam

Sumber:Jawa Pos - 01 Februari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANYUWANGI - Hujan lebat yang terjadi kemarin siang (31/1), nyaris saja mentenggelamkan puluhan rumah warga Desa Labanasem, Kecamatan Kabat. Beberapa rumah warga, tegenang air karena aliran sungai tidak mampu menampung debit air hujan yang turun.

Banjir yang paling parah terjadi di tiga dusan. Yakni, Dusun Krajat Timur dan Barat, serta Dusun Labansukap. Di tiga dusun ini, beberapa rumah tergenang air hingga satu mater.

Menurut Kades Labanasem, Rosyidi, rumah tergenang air di tiga dusun tersebut mencapai sekitar 17 rumah. Walau tergenang air, namun beberapa perabotan rumah tangga berhasil diselamatkan.

Ada juga perabotan berharga lainnya, seperti kulkas dan kursi tidak berhasil diselamatkan. "Angka pasti kerugian, belum kita data. Namun diperkirakan mencapai puluhan juta," ujar Rasyidi.

Di tiga dusun itu, selama ini sudah menjadi langganan banjir. Bahkan, pada tahun 2009 lalu, banjir terjadi hingga dua kali dalam setahun. Untuk banjir kali ini, merupakan yang pertama di tahun 2010.

Penyebabnya, ungkap Rasyidi, karena gorong-gorong di Dusun Krajan Timur terlalu kecil. Akibatnya ketika turun hujan lebat, air tidak bisa tertampung lewat gorong-gorong itu hingga meluap ke beberapa rumah warga.

Pihaknya, lanjut Rasyidi, sudah beberapa kali mengusulkan ke Pemkab Banyuwangi melalui Kecamatan Kabat agar gorong-gorong jembatan itu diganti dengan plat dekker. Hanya saja, hingga saat ini, permohonan itu belum direalisasikan. Pihak desa tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi persoalan banjir tersebut.

Sebab, untuk mengganti gorong-gorong dengan plat dekker membutuhkan anggaran besar. Jika saja, gorong-gorong jembatan diganti dengan plat dekker, Rasyidi merasa yakin persoalan banjir yang dihadapi warganya akan selesai.

Sebaliknya, jika gorong-gorong itu tidak segera diganti, musibah banjir akan terus terjadi. Sebab, diameter gorong itu terlalu kecil, hanya sekitar 80 Cm saja.

Walau jumlah gorong-gorong sudah ada tiga, namun kalau hujannya cukup lebat tidak bisa menampung air yang datang. "Solusinya ya, gorong-gorong jembatan itu harus diganti dengan plat dekker," tegasnya.

Tidak hanya rumah warga yang menjadi sasaran banjir. Jalan raya dan rel kereta api juga menjadi sasaran banjir.

Arus lalu lintas di jalur selatan Banyuwangi-Surabaya, sempat terganggu selama lima jam akibat luapan air yang melanda jalan raya. Kemacetan juga tidak bisa dihindari hingga dua meter.

Arus lalu lintas baru normal kembali sekitar pukul 18.00, mulai sejak pukul 13.30. Kedatangan KA Mutiara Timur juga terlambat sekitar 4,5 jam.

Saat KA Mutiar Timur siang dari Surabaya akan melintas, rel tidak bisa dilewati. Akibatnya, KA harus berjalan mundur menuju stasiun Rogojampi kembali. (afi)



Post Date : 01 Februari 2010