|
Banyak warga yang mengeluhkan soal sampah di Kota Bandung, tapi sedikit yang mau terjun langsung mengurusi sampah tersebut. Seperti yang dilakukan warga RW 7, 8, 10, 11, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal. Dengan menggunakan alat Biodigister, mereka mengolah sampah organik di wilayahnya sendiri. Alat Biodigister sendiri yakni alat yang memproses sampah organik dengan teknik fermentasi anaerob (tanpa udara.) Hasilnya ditampung di tabung atau bak penampungan. Sehingga bisa digunakan untuk hal lain yang bermanfaat seperti bahan bakar kompor gas dan pupuk cair. Pengolahan sampah organik mandiri oleh warga ini dimulai tahun 2007 lalu atas bimbingan Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan (My Darling), LPPM Unpad, Yayasan Saung Kadedeuh dan PD Kebersihan Kota Bandung. RW yang pertama kali melakukannya yakni RW 11. “Di sini itu sampah banyak sekali menumpuk dan tidak terbawa oleh PD Kebersihan. Lalu LPPM Unpad waktu itu menawarkan alat biodigister sehingga bisa mengolah sampah organik sendiri,” ujar Ria Ismaria pembina My Darling saat ditemui di lokasi, Kamis (13/2/2014). Dinilai efektif mengurangi sampah, maka alat Biodigister ini mulai diterapkan di RW lain di kawasan tersebut. My Darling dibantu oleh Surveyor Indonesia kemudian memperbanyak alat tersebut dan disebar di RW 7, RW 8, RW 10. Total dana untuk pengadaan alat hingga sosialisasi tersebut yakni Rp 75 juta. “Kita ini kan BUMN, memang mendapat penugasan, salah satunya melakukan bantuan berupa program kemitraan dan bina lingkungan. Kebetulan ada proposal yang masuk kriteria dan kita bisa bantu. Kita memutuskan untuk membantu Rp 75 juta murni untuk program kerja, persiapan sosialisasi sampai pengadaan alat,” ujar Kepala Unit Program Kemitraan Badan Bina Lingkungan Arief Wardhana. Menurut Arief, dalam tahap awal sosialisasi, banyak warga yang menolak dengan alasan khawatir bau dan dampak lingkungan lainnya. “Tapi ternyata setelah ditinjau warga menyambut baik. Kami dibantu sekali oleh komunitas My Darling ini,” ucapnya. Lebih lanjut Ria mengatakan, satu alat Biodigister tersebut dibanderol Rp 10 juta. Alat tersebut bisa menampung 20 kilo sampah organik dari 10 rumah. “Per harinya bisa menghasilkan gas satu meter kubik atau pupuk cair 2 liter per harinya,” kata Ria. Post Date : 14 Februari 2014 |