16 Desa Terendam, Ribuan Warga Mengungsi

Sumber:Surya Pos - 17 Mei 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

CALANG - SURYA- Hujan deras yang mengguyur wilayah barat Aceh sejak Jumat (14/5) malam membuat sejumlah sungai besar di kawasan itu meluap dan merendam sedikitnya 16 desa di Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya. Beberapa bagian ruas jalan nasional Meulaboh-Banda Aceh berubah layaknya sungai mengakibatkan transportasi sempat lumpuh. Ribuan warga mengungsi.

Wakil Bupati Aceh Jaya, Tgk Zamzami A Rani kepada Serambi tadi malam melaporkan, desa-desa yang terendam banjir luapan di Kecamatan Teunom adalah Gampong Bintah, Tuwi Kareung, Pulo Tinggi, Lhok Guci, Alue Krueng, Blang Baro, Tanoh Anoe, Pasi Pawang, Gampong Baro, Rambong Payong, Pasi Tulak Bala, Paya Baro, Pasi Geulima, Tuwi Peria, Pasi Timon, dan Teupin Ara.

Hingga tadi malam masyarakat dari desa-desa yang dikepung banjir itu harus mengungsi ke kawasan-kawasan aman, termasuk ke Masjid Kuta Tinggi. “Banjir terjadi sangat cepat. Masyarakat hanya bisa menyelamatkan diri dan anggota keluarga dengan membawa barang-barang seadanya,” lapor Zamzami.

Pada Sabtu kemarin Pemkab Aceh Jaya telah mengirimkan tim relawan ke lokasi-lokasi banjir dan titik-titik pengungsian dengan menggunakan tiga unit speed boat. Tim yang diterjunkan membawa bantuan bahan pangan dan kebutuhan darurat lainnya. Sedangkan beras sebanyak empat ton akan ditanggulangi oleh Sub Dolog Meulaboh. “Pada hari Minggu kami akan jemput beras ke Meulaboh dan langsung didistribuskan ke kamp-kamp pengungsian,” kata Wakil Bupati Aceh Jaya.

Sebelumnya, Kadis Sosial Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Jaya, Azhar mengatakan, pada pukul 15.00 WIB kemarin banjir yang sempat merendam beberapa desa yang dekat dengan pegunungan, seperti Sarah Raya, Tuwi Peria, dan Bintah berangsur surut namun limpahannya menggenangi desa-desa di bawahnya seperti Desa Tulak Bala dan Gampong Baro. Di kedua desa ini, genangan sempat mencapai dua meter. Sedangkan desa-desa lain yang terus meninggi genangannya hingga sore kemarin, antara lain Pasi Delima, Pasi Pawang, Gampong Baro, Gampong Tulak Bala, Teupin Asan, dan Padang Kleng.

Mengenai jumlah pasti pengungsi, hingga tadi malam belum diketahui persis karena belum habis terdata oleh tim Dinsos. Namun sejumlah sumber Serambi memperikrakan angkanya mencapai ribuan kepala keluarga. Titik pengungsi antara lain kompleks Masjid Kuta Tinggi yang merupakan korban banjir dari Sarah Raya dan sekitarnya sedangkan korban banjir dari Keude Teunom dan sekitarnya mengungsi ke Masjid Teunom.

Transportasi lumpuh

Banjir akibat meluapnya Krueng Teunom juga merendam beberapa bagian ruas jalan nasional Meulaboh-Banda Aceh di kawasan Desa Gampong Baro dan Keude Teunom. Arus transportasi sempat lumpuh beberapa jam.

Seorang anggota DPRA, Zuriat Suparjo yang sedang melakukan perjalanan ke Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya, kepada Serambi tadi malam melaporkan, ia bersama rombongan sempat terperangkap setengah jam di kawasan Keude Teunom. Saat tiba di Keude Teunom, banjir sedang bergerak naik. “Akhirnya saya putuskan untuk menerobos genangan meski mobil saya harus berjalan hati-hati sekali. Ketinggian air di badan jalan pada pukul setengah empat sekitar 70 centimeter,” lapor Zuriat.

Di kawasan Gampong Baro, ruas jalan nasional Meulaboh-Banda Aceh juga berubah layaknya sungai. Sejak pukul 14.00 WIB, ratusan kendaraan berbagai jenis dari arah Meulaboh maupun Banda Aceh harus antre. Ketinggian air mencapai 120 centimeter. Namun sekitar pukul 17.30 WIB, air di badan jalan berangsur surut dan kendaraan mulai bergerak satu per satu.

Hingga pukul 20.15 WIB tadi malam, hujan masih mengguyur Aceh Jaya dan genangan semakin tinggi di beberapa wilayah Teunom. “Ribuan rumah sudah terendam. Pemerintah Aceh perlu gerak cepat untuk mengirim bantuan,” kata Zuriat yang sedang dalam perjalanan mengantar bantuan untuk korban banjir di Tadu Raya berupa gula pasir, minyak makan, sarden, kecap, baju daster, dan kain sarung.

Camat Teunom, Mawardi kepada Serambi mengatakan, hingga tadi malam belum ada laporan korban jiwa. Namun kerugian akibat banjir kali ini diperkirakan sangat besar akibat hanyutnya harta benda dan hancurnya lahan pertanian. Ketua DPRK Aceh Jaya, Hasan Ahmad mengharapkan pemerintah bisa bergerak cepat untuk memberikan bantuan dan melakukan pendataan kerugian yang diderita masyarakat.

Boat tenggelam

Selain banjir akibat hujan deras, wilayah barat Aceh juga diterjang angin kencang sejak dua hari terakhir. Bahkan, pada Sabtu (16/5) sekitar pukul 10.00 WIB, sebuah boat nelayan di Kecamatan Samatiga, Aceh Barat tenggelam akibat dihantam ombak saat pulang melaut. Waktu itu posisi boat akan memasuki Kuala Bubon.

Dua awak boat nahas itu, Jauhari dan Rahmad luput dari maut. Namun seluruh hasil tangkapan mereka lenyap. Boat yang tenggelam itu berhasil ditarik sekitar satu jam kemudian oleh nelayan setempat. Panglima Laot Lhok Kuala Bubon, Salman kepada Serambi, Sabtu (16/5) mengatakan, boat nelayan tersebut dihantam ombak akibat angin kencang. Kedua nelayan tersebut baru saja berangkat melaut tetapi karena cuaca buruk memilih pulang kembali meski hasil tangkapan belum seberapa. “Saat perjalanan pulang itulah musibah terjadi. Syukurlah, kedua awaknya selamat,” kata Salman. c45/nas/sup/riz/serambi Indonesia



Post Date : 17 Mei 2010