|
CILACAP, KOMPAS - Hujan deras dalam dua hari terakhir menyebabkan sejumlah daerah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dilanda banjir. Banjir juga diperparah pendangkalan Segara Anakan yang merupakan muara sejumlah sungai besar di wilayah tersebut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Wasi Ariyadi, Kamis (11/4), mengatakan, pada Rabu malam, 328 rumah di Kecamatan Sidareja terendam banjir. Kedalaman air mencapai 20-60 sentimeter. ”Sebanyak 12 keluarga atau 49 jiwa terpaksa mengungsi. Namun, saat sungai surut, mereka pulang ke rumah masing-masing. Meskipun begitu, kami mengimbau supaya warga tetap waspada karena pada sore hari biasanya akan turun hujan lebat,” katanya. Wasi mengatakan, wilayah Sidareja merupakan daerah cekungan sehingga menjadi langganan banjir. Sungai besar yang bermuara di Segara Anakan, seperti Sungai Cibeureum dan Citanduy, bahkan tak mampu menampung air hujan sehingga meluap ke permukiman warga. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Cilacap, sedimentasi lumpur di Laguna Segara Anakan mencapai satu juta meter kubik per tahun. Diperkirakan, dalam waktu 10 tahun, Pulau Nusakambangan dengan Cilacap bisa menyatu akibat sedimentasi. Pengamat cuaca Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan, cuaca buruk sedang melanda Jawa Tengah bagian selatan karena adanya badai Victoria. Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, seusai melantik Bupati dan Wakil Bupati Banyumas Achmad Husein-Budhi Setiawan, mengatakan, Pemerintah Provinsi telah menyiapkan Rp 43 miliar untuk penanganan bencana. Selain banjir, beberapa bencana yang harus diwaspadai menjelang masa pancaroba yakni tanah longsor. Di Kabupaten Kudus dan Demak, banjir semakin meluas. Hingga Kamis, tanggul yang jebol di dua daerah itu belum juga ditutup karena menunggu air surut. Sementara debit air Sungai Wulan masih cukup tinggi. Sejumlah warga yang permukimannya tergenang banjir masih mengungsi. Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Kudus Noor Kasian mengatakan, saat ini tanggul Serang-Welahan (SWD) II, saluran limpasan air Sungai Wulan yang jebol sepanjang 30 meter, belum ditutup. Penutupan tanggul baru bisa dilakukan setelah air surut. Kepala Kepolisian Sektor Demak Ajun Komisaris Budiharsono mengemukakan, jalan raya Jepara-Demak di Desa Mijen, Kecamatan Mijen, masih kebanjiran sedalam satu meter. Arus lalu lintas yang melalui jalur itu masih ditutup dan dialihkan melalui Kudus. Bengawan Solo Di Jawa Timur, sejumlah sekolah di Tuban dan Lamongan Kamis diliburkan karena areal sekolah dan ruangan tergenang air luapan Bengawan Solo. Selain siswa dipulangkan, di sekolah yang airnya mulai surut hanya diisi kegiatan bersih-bersih ruangan. Akan tetapi, areal sekolah yang masih terendam, antara lain, terlihat di SD Karangtinoto I dan II, Madrasah Diniyah Anidham, TPQ dan TK di Karangtinoto Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Di Lamongan, sekolah yang diliburkan di antaranya SD Negeri Truni, Kecamatan Babat; SMP dan SMA Muhammadiyah Keduyung; MI Islamiya Mojoasem; SDN Keduyun; SDN Siser; SDN Bulutigo; SDN Plangwot; MI Mojoasem, Kecamatan Laren. Di Karangtinoto, Rengel Tuban, sehari sebelumnya, ketinggian genangan air mencapai 1 meter lebih. Perangkat desa Karangtinoto, Mustain, menyebutkan, meskipun saat ini genangan surut, sekolah belum bisa digunakan. ”Tim SAR dan relawan masih siaga di kantor desa,” katanya. Di Sulawesi Selatan, tingginya intensitas hujan selama dua hari terakhir menyebabkan banjir di Kecamatan Malili dan Kalaena, Kabupaten Luwu Timur, Kamis. Sekitar 150 hektar tanaman padi dan kakao di daerah itu rusak akibat terendam banjir. Wilayah yang paling parah adalah Desa Pongkeru, Malili, sekitar 650 kilometer arah utara Kota Makassar. Menurut Kepala Desa Pongkeru Andi Mansyur Makkulau, luapan air Sungai Pongkeru merendam 80 hektar sawah produktif di daerahnya. Sekitar 60 hektar di antaranya tanaman padi yang telah berusia tanam 70 hari. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Luwu Timur, Nursih Hariani, mengatakan, petani perlu meninggikan bedeng sawah agar air sungai tidak mudah melimpas ke sawah. Di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, sebelas desa terendam banjir. Ratusan hektar sawah, ratusan rumah, dan puluhan fasilitas umum, tergenang. Sebagian warga masih mengungsi menjauhi sungai, menuju ke tempat yang lebih tinggi. Sejauh ini tidak ada korban jiwa. ”Bantuan terus disalurkan ke semua desa,” ujar Sudiyanto, Kepala Satuan Pelaksana BPBD Paser, Kamis. Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin, di Banjarmasin, mengatakan, penanganan jangka pendek banjir dilakukan melalui kegiatan tanggap darurat, seperti mengevakuasi pengungsi, mendirikan pos koordinasi, dan memberikan bantuan logistik. Adapun jangka panjang akan dibuat sudetan pada daerah yang selama ini rawan banjir. (GRE/HEN/RIZ/WER/PRA/ACI) Post Date : 12 April 2013 |