|
PEMALANG, KOMPAS - Data dari Program Sanitasi dan Air pada Bank Dunia menunjukkan, sekitar 100 juta orang di Indonesia belum memiliki akses sanitasi dasar yang layak. Dari jumlah tersebut, 66 juta di antaranya bahkan membuang hajat di tempat terbuka. Potensi kerugian ekonomi akibat sanitasi yang buruk di Indonesia sekitar Rp 56 triliun per tahun. ”Sebuah angka yang fantastis hanya karena hal-hal yang dianggap sepele, yaitu tidak bisa membuang hajat secara tepat dan sehat,” ujar Spesialis Komunikasi Kawasan Asia Timur pada Program Sanitasi dan Air Bank Dunia Yosa Yuliarsa, Kamis (21/3), di sela-sela kunjungan peringatan Hari Air Sedunia di Subang, Jawa Barat, dan Pemalang, Jawa Tengah. Menurut Yosa, sanitasi yang buruk dapat menyebabkan penyakit, seperti tifus dan diare. Akibatnya, orang yang terkena diare atau tifus akan membelanjakan uangnya untuk pengobatan. Dampak yang lebih buruk adalah kematian akibat penyakit itu yang menghilangkan potensi produktivitasnya. ”Kotoran manusia yang dibuang sembarangan menyebabkan pencemaran pada air tanah atau sungai. Hal itu berakibat pada naiknya biaya produksi perusahaan daerah air minum sekitar 25 persen dari rata-rata tarif nasional demi perawatan kualitas air yang tercemar. Hal-hal semacam itulah yang menyebabkan besarnya kerugian ekonomi dari sanitasi yang buruk di Indonesia,” kata Yosa. Kesadaran yang rendah Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Jawa Barat Rin Dwi Septarini mengatakan, di Jawa Barat tercatat hampir 10 juta orang yang belum memiliki akses sanitasi yang layak. Dari jumlah itu, sekitar 2,1 juta orang masih membuang hajat di sembarang tempat, seperti sungai, ladang, atau kolam. Penyebab masih terdapatnya warga yang membuang hajat sembarangan adalah faktor kebiasaan dan kesadaran yang rendah. Di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, sekitar 150.000 rumah tangga belum memiliki akses sanitasi yang layak. Salah satu contoh desa yang sudah bebas dari buang air besar sembarangan di Pemalang ada di Desa Cikendung, Kecamatan Pulosari. Sejak disosialisasikan pentingnya membuang hajat di jamban yang sehat dan layak pada 2008, kini 1.375 rumah di Cikendung telah memiliki jamban yang layak dan sehat. (APO) Post Date : 22 Maret 2013 |