Jika Diolah dengan Tepat, Sampah Itu Bisnis Bernilai Dolar
Muhammad Baedowy Berbagi Pengalaman di Sosialisasi Pengolahan Sampah BLH

Sumber:kaltimpost.co.id - 17 April 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Tak puas bekerja selama tiga tahun sebagai seorang auditor sebuah bank asing di Jakarta, membuat Muhammad Baedowy berpindah haluan menjadi seorang pengusaha sampah. Setelah jatuh bangun, ia pun berhasil mendirikan perusahaan pengolah limbah plastik.
 
PROSES perjalanan usaha mandirinya sejak tahun 2000 itu tidak berjalan semulus yang direncanakan. Ada kalanya dia gagal dan teringat makian bosnya terdahulu saat masih menjadi seorang karyawan.

“Kalau kamu keluar dari sini, kamu tidak akan pernah sukses,” kenang pria asal Balikpapan itu saat berbagi pengalaman dalam Sosialisasi Pengelolaan Sampah garapan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Balikpapan di Hotel Pacific, Jalan Ahmad Yani, Selasa (16/4).

Namun kalimat itu justru dipakai sebagai tamparan motivasi untuk terus bangkit di kala kegagalan menerpa usahanya berkali-kali. “Saat memulai usaha, saya pernah dipalak preman, pernah kehabisan uang sampai menunggak bayar rumah kontrakan, bahkan rela berpisah tinggal dengan anak dan istri,” kata Baedowy, sapaannya.

Di benak putra pertama pasangan Supomo dan Zubaidah itu, berbisnis sampah plastik tidak membutuhkan modal terlalu besar. Persaingan pun tidak terlalu ketat dan bisnis sampah tidak dihantui risiko besar. Jika tidak laku, barang produksinya bisa disimpan lagi.

Maka dengan modal awal Rp 50 juta, Baedowy mendirikan pabrik penggilingan plastik yang dinamainya Fatahillah Interplastik di Bekasi. Produksinya pun tidaklah banyak. Hanya mengumpulkan dari para pemulung.

“Saya mencoba menampung barang-barang plastik dari para pemulung. Selain membantu mereka, kami juga bermitra dengan mereka agar mereka bisa produksi sendiri, sehingga para pemulung ini mempunyai nilai tambah dan ekonomi yang lebih besar,” kata pria yang kembali ke kampung halaman Kota Minyak, dua tahun silam itu.

Lantas, bermodal mesin pencacah, mesin penggerak, mesin pompa air sirkulasi, vanbelt, dan mesin diesel dirinya menggiling sampah plastik dari semua merek gelas minuman kemasan, merek botol minuman kemasan berwarna biru dan hijau, botol kecap maupun shampoo, bekas botol infus dan tutup galon air minum, serta botol oli, bekas bedak, dan bekas lotion.

“Mesin-mesin itu sudah ada, tetapi saya ubah lagi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan kondisi yang ada di lapangan,” tutur suami Ririn Sari Yuniar ini. Dia menambahkan, “Cara menggilingnya, harus dipisahkan sesuai jenis dan warnanya masing-masing.” Selain dibeli oleh para mitranya yang berjumlah lebih dari 100 di sejumlah kota di Indonesia, bijih plastik hasil olahan Baedowy juga diekspor ke Tiongkok.

Kini, ia tidak hanya mampu berbisnis daur ulang limbah plastik. Melalui perusahaannya, CV Majestic Buana Group, di Cimuning, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Baedowy juga membuat mesin-mesin pengolah limbah plastik, antara lain mesin penghasil pelet plastik, mesin crusher penghasil pencacah plastik, dan mesin pengolah lainnya.

Mesin-mesin itu ia jual kepada mitra, istilah Baedowy, kepada relasi bisnisnya yang sama-sama mengolah limbah plastik. Ia pun juga pernah diminta membangun mesin atas pesanan instansi pemerintah. Dua di antaranya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

“Masalah sampah adalah masalah besar yang kerap dihadapi bangsa ini. Tetapi, kalau sampah diolah secara tepat, dengan teknologi yang tepat, dan ada peluang memasarkan hasil daur ulangnya, sampah ini bisnis bernilai dolar,” papar Baedowy.


Post Date : 18 April 2013