|
BLORA - Memasuki musim kemarau tahun ini, Pemkab Blora melalui Bagian Sosial Setda mulai mendata desa-desa yang rawan kekeringan. Sejauh ini diketahui, 150 dari 296 desa rawan kekeringan. Kepala Bagian Sosial Setda Drs H Edy Pujiyanto MM melalui Kasubag Kesejahteraan Drs Rudi Sugiarto mengatakan, pihaknya dalam beberapa hari terakhir melakukan verifikasi ulang atas data tahun lalu dan data terbaru tahun ini. ''Ternyata data tahun lalu dan tahun ini belum mengalami perubahan signifikan,'' ujarnya, Senin (12/6). Dikatakan, data itu selanjutnya akan dilaporkan kepada Gubernur Jateng. ''Pendataan dilakukan untuk menyiapkan diri menghadapi musim kemarau tahun ini,'' katanya. Data sementara, seluruh (16) kecamatan di Blora rawan kekeringan. Kecamatan yang desanya paling banyak berstatus rawan kekeringan adalah Ngawen (21 desa), Tunjungan, Banjarjo, dan Kunduran (13 desa). Yang paling sedikit adalah Jiken (3 desa), Kedungtuban (4), dan Cepu serta Kradenan (5). Bantuan Air Terhadap desa-desa yang rawan kekeringan, Rudi menyatakan Pemkab telah menyiapkan bantuan air bersih. Air akan diberikan, sekalipun tidak ada warga yang mengajukan permintaan bantuan. Menurutnya, pada bulan-bulan awal musim kemarau tahun ini air bersih di desa-desa masih cukup. Dia memperkirakan kesulitan air akan dialami begitu memasuki akhir Juli atau awal Agustus. ''Sebelum mengirimkan bantuan air bersih, kami akan melakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui daerah mana saja yang warganya sudah mengalami kesulitan air bersih,'' tandasnya. (H18-58) Post Date : 13 Juni 2006 |