|
JAKARTA, KOMPAS — Musim hujan yang memberikan limpahan air malah menyebabkan pasokan air baku ke salah satu operator air bersih di Jakarta, PT Aetra, anjlok 30 persen. Tumpukan sampah serta buruknya perawatan pipa distribusi air baku di Bendung Bekasi menyebabkan air dari Jatiluhur tak sepenuhnya mengalir ke saluran air baku PT Aetra yang menggunakan aliran Kali Tarum Barat atau Kali Malang. Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta Mohamad Selim, Senin (3/3), mengatakan, anjloknya pasokan air baku itu dengan sendirinya akan mengancam kelancaran suplai air bersih ke beberapa wilayah di Jakarta yang disuplai PT Aetra. Wilayah itu adalah seluruh wilayah Jakarta Timur serta sebagian wilayah di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. ”Sekarang memang suplai air ke konsumen belum terganggu karena kami juga menggunakan cadangan air baku yang ada di reservoir kami. Namun, jika kekurangan pasokan air baku ini dibiarkan, hal itu akan menjadi masalah serius ke depan,” kata Selim. Selim menjelaskan, dalam kondisi normal, air baku yang dipasok Perum Jasa Tirta dari Jatiluhur ke Jakarta sebanyak 9.200 liter per detik. Namun, jika kawasan hulu Kali Tarum Barat sedang diguyur hujan, pasokan air baku itu malah turun menjadi 6.500 liter per detik. Pasokan air baku itu turun lantaran limpahan air dari kawasan hulu yang diguyur hujan menyebabkan aliran air di Bendung Bekasi meluap. Ditambah dengan tumpukan sampah yang terbawa, aliran air ke Kali Malang jadi terhambat. Dari tiga pipa sifon di Bendung Bekasi yang digunakan untuk distribusi air baku, hanya dua pipa yang berfungsi. Luapan air yang terjadi di Bendung Bekasi itu mengakibatkan banjir di sekitar kawasan bendungan tersebut, yakni di kawasan Bekasi. Untuk mengurangi risiko banjir, kata Selim, pemerintah setempat mengalihkan aliran air di Bendung Bekasi itu ke laut sehingga tak mengalir dengan semestinya ke saluran air baku PT Aetra di Kali Malang. Anjloknya pasokan air baku di saat kawasan hulu hujan ini, kata Selim, sudah kerap terjadi. Selama Januari, pasokan air baku terganggu selama sembilan hari, yaitu 12-20 Januari. Akibatnya, PT Aetra kekurangan air baku sebanyak 144.000 meter kubik. Pada Februari, gangguan pasokan air baku terjadi pada 4 Februari dan 22 Februari, dan mengakibatkan kekurangan air baku sebanyak 101.198 meter kubik. Sementara pada Maret, gangguan pasokan air baku terjadi pada 3 Maret 2014 dan mengakibatkan kekurangan air baku sebanyak 76.205 meter kubik. Sementara ini, kata Selim, kekurangan itu ditangani dengan menggunakan cadangan air baku milik PT Aetra. Namun, agar tidak terjadi terus-menerus, lanjutnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta agar tiga pipa sifon di Bendung Bekasi dapat bekerja optimal. ”Masalah yang kompleks ini perlu ditangani serius agar pasokan air baku ke Jakarta tak terganggu,” katanya. Rika Anjulika dari Humas PT Aetra menambahkan, banyaknya sampah yang menghambat aliran air baku di Bendung Bekasi juga perlu diperhatikan Perum Jasa Tirta. Menurut Rika, penyelesaiannya harus dimulai dari kawasan hulu tempat datangnya tumpukan sampah tersebut. (MDN) Post Date : 04 Maret 2014 |